Apa kabar Kompasiana?
Semoga baik-baik saja, tetap sehat dan salam sukses. Ketemu lagi dengan saya "Bung Arson" di tulisan yang ke-234. Sebelum membaca apa yang akan saya tulis disini.Â
Semoga kompasiana semuanya, selalu mendoakan untuk kesuksesan Timnas Indonesia di Final Piala AFF 2002 melawan Thailand. Kemudian gak lupa nih, untuk nonton pertandingan final tersebut baik Nonton bareng (Nobar) maupun nonton sendiri, yang penting kudu siapin mental dan cemilan.
Di tulisan saya kali ini, saya akan memberikan kabar baik nih, bagi pecinta sepakbola tanah air. Tentang 8 pertanda semesta menginginkan Timnas Indonesia Juara Piala AFF 2020. Kenapa "Bung Arson" memilih tulisan ini, untuk diangkat menjelang pertandingan final Piala AFF 2020 melawan Thailand?
Karena penulis ingin memberikan optimisme kepada pecinta sepakbola tanah air, bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Timnas Indonesia, untuk mengakhiri kutukan sepakbola gajah di Piala Tiger 1998 (sebelum bernama Piala AFF, dulunya bernama Piala Tiger).
Penulis tidak perlu mengupas terlalu jauh tentang kutukan sepakbola gajah, pembaca bisa mengetahuinya lewat tulisan saya yang berjudul: "Timnas Indonesia Puasa Gelar Selama 30 Tahun karena Karma Sepak Bola Gajah". Oke, langsung saja simak tulisan "Bung Arson" berikut ini, agar kita semua dapat pemahaman yang sama dan optimis bahwa Indonesia mampu berbicara banyak di final Piala AFF 2020.
Timnas Indonesia tinggal selangkah untuk meraih titel juara pertama kalinya di Piala AFF, dengan cara meraih hasil positif dalam laga dua leg, Final Piala AFF 2020 melawan Thailand, di Stadion Nasional, Singapura, pada hari Rabu (29/12/2021) Dan hari Sabtu (1/1/2022).
Melawan Thailand di partai final bukan perkara mudah bagi Timnas Indonesia. Saat ini posisi Skuad Garuda sebagai tim kuda hitam yang tidak diunggulkan untuk mengalahkan Thailand. Sebelum Piala AFF 2020 berlangsung, tak ada yang menjagokan tim asuhan Coach Shin Tae-yong (STY) mencapai babak final.
Final ideal yang diinginkan oleh pengamat sepakbola ASEAN, mempertemukan laga bigmatch antara Vietnam melawan Thailand. Keinginan dari pengamat sepakbola ASEAN memang sudah terwujud, ketika Vietnam dan Thailand bertemu sebagai lawan, namun sayangnya perjumpaan itu bukan di laga final tetapi di semifinal.
Sehingga wajar apabila Thailand lebih diuggulkan untuk juara, karena berhasil mengalahkan kandidat kuat juara Vietnam di laga sengit semifinal. Apalagi Coach STY, ke Piala AFF 2020 membawa skuad muda yang minim jam terbang untuk bertarung di ajang prestisius sepakbola ASEAN.Â
Skuad asuhan Coach STY hanya bermodalkan semangat pantang menyerah, percaya satu sama lain dan menjaga kekompakan. Dengan modal tersebut, ternyata mampu mengantarkan Skuad Garuda mencapai babak final Piala AFF 2020.
Sepakbola juga terkadang membutuhkan sebuah keberuntungan, berharap dewi fortuna selalu memberikan keberuntungan kepada Timnas Indonesia setiap kali bertanding. Khusus di Piala AFF 2020, semesta sepertinya menginginkan Timnas Indonesia juara Piala AFF 2020 bersama pelatih Coach STY. Berikut ini beberapa pertanda semesta menginginkan Indonesia juara:
1. Penunjukkan Pelatih Shin Tae-yong Sebagai Pelatih Timnas Indonesia
PSSI melakukan langkah tepat dengan menunjuk Coach STY untuk melatih Skuad Garuda pada akhir Desember 2019. Coach STY merupakan mantan pelatih Rep. Korea di Piala Dunia 2018. Pengalaman dan tangan dinginnya diperlukan Timnas Indonesia untuk menggantikan pelatih saat itu, Simon McMenemy.
Pelatih top kelas Piala Dunia, sebelumnya tidak pernah ada yang melatih Timnas Indonesia. Sebuah kebahagiaan bagi pecinta sepakbola tanah air, pelatih sekelas Coach STY mau turun gunung melatih Timnas Indonesia, yang saat itu berada di peringkat FIFA 173 dunia.
Mungkin ini salah satu cara, menangkal kutukan sepakbola gajah di Piala Tiger 1998 dengan menunjuk pelatih top dunia, Coach STY. Pengalaman dan Jam terbangnya bisa ditularkan kepada Skuad Garuda yang memang membutuhkan pelatih seperti Coach STY sebagai panutan.
2. Ditundanya Piala AFF 2020 Karena Pandemi Covid-19
Akibat adanya pandemi Covid-19, hampir seluruh kegiatan sepakbola di tahun 2020 dan 2021 banyak yang tertunda. Diantaranya Piala AFF 2020 yang bergeser di tahun 2021 dan Piala Dunia U-20 yang sedianya akan digelar di tahun 2021 bergeser ke tahun 2023.
Salah satu tujuan utama PSSI menunjuk Coach STY menjadi pelatih Timnas Indonesia adalah membawa Indonesia U-20 lolos dari fase grup Piala Dunia U-20. Sayangnya Piala Dunia U-20 digeser ke tahun 2023. Coach STY dan tim kepelatihannya, padahal telah mempersiapkan tim sebaik mungkin agar dapat berbicara banyak di Piala Dunia U-20, karena Indonesia bertindak sebagai tuan rumah.
Beruntungnya juga bagi PSSI dan Coach STY, Piala AFF 2020 ditunda. Timnas Senior saat itu memang sedang dalam kondisi "ambyar", setelah kalah dalam 5 pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2020 Grup G Zona Asia. Indonesia berturut-turut kalah dari Malaysia, Thailand, Uni Emirat Arab, Vietnam dan kalah lagi dari Malaysia di partai tandang.
Jika Piala AFF 2020 tetap di gelar di tahun 2020 tanpa penonton, mungkin skuad asuhan Coach STY tidak bisa melaju jauh hingga babak final seperti saat ini, karena memang saat itu kondisi mental pemain senior sedang terpuruk.
Selama tahun 2020, Coach STY lebih banyak menghabiskan waktu bersama timnas Indonesia U-20, karena sebagai persiapan untuk Piala Dunia U-20. Tak salah jika di skuad Piala AFF 2020 saat ini, ada nama-nama seperti Ernando Ari, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Witan Sulaeman dan Elkan Baggott. Kelima nama tersebut telah lama mengikuti TC untuk persiapan Piala Dunia U-20, sehingga Coach STY tahu kualitas mereka.
3. Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Playoff Kualifikasi Piala Asia 2023 Waktunya Berdekatan Piala AFF 2020.
Coach STY melakukan langkah tepat dengan melakukan regenerasi skuad Timnas Indonesia. Mental skuad Timnas Indonesia saat itu memang sedang ambyar, sehingga Coach STY memanggil muka-muka baru dan pemain muda untuk mengikuti TC lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Playoff Kualifikasi Piala Asia 2023.
Beruntungnya Coach STY dan Timnas Indonesia, kejuaraan Piala AFF 2020 digelar berdekatan dengan lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Playoff Kualifikasi Piala Asia 2023, sehingga Coach STY dapat membuat program latihan secara berkelanjutan, puncaknya pemain Timnas Indonesia bisa tampil maksimal di Piala AFF 2020.
Selain itu, dengan memberi jam terbang kepada skuad muda Timnas Indonesia, membuat mental bertanding mereka semakin terasah. Kemunculan bintang-bintang baru Timnas Indonesia di Piala AFF 2020, seperti: Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, Rizky Ridho, Alfeandra Dewangga, Elkan Baggott, Ricky Kambuaya, Rachmat Irianto, Ramai Rumakiek, Witan Sulaeman dan Egy Maulana Vikri merupakan buah kesabaran dan tangan dingin Coach STY. Sebelumnya kita tidak pernah mendengar nama-nama bintang tersebut bakal bersinar di Skuad Garuda.
4. Menahan Imbang Vietnam
Saat melakoni laga penyisihan grup Piala AFF 2020 melawan Vietnam, banyak pihak memprediksi bahwa Indonesia bakal kalah melawan Vietnam. Berkaca pada kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia, saat tampil di UEA, 7 Juni 2021, Tim asuhan Coach STY saat itu kalah telak dari Vietnam dengan skor 0-4.
Apalagi Vietnam, sedang dalam performa puncak, sehingga mengalahkan skuad muda Timnas Indonesia adalah perkara yang mudah bagi Vietnam.Â
Dengan taktik dan strategi parkir bus yang dipilih Coach STY, ternyata sangat efektif untuk meredam agresivitas serangan Vietnam. Tampil dengan penuh semangat dan militan, Timnas Indonesia mampu menahan imbang Vietnam dengan skor 0-0. Ternyata satu poin dari laga ini, pada akhirnya membantu Indonesia lolos sebagai Juara Grup B.
5. Hancurkan Malaysia dan Raih Status Sebagai Juara Grup B
Hanya butuh hasil imbang untuk lolos ke babak semifinal, ternyata membuat Timnas Indonesia tampil sangat apik untuk menghancurkan Malaysia dengan skor 4-1. Sebelum laga melawan Malaysia, tak ada yang memprediksi Indonesia bakal jadi Juara Grup B.
Vietnam yang di laga terakhir hanya menghadapi Kamboja, diprediksi akan keluar sebagai Juara Grup B. Namun, semesta menginginkan hal yang berbeda, Indonesia tampil sebagai juara grup B dan terhindar dari lawan berat di babak semifinal yaitu Thailand.
Secara mengejutkan Indonesia menang telak atas Malaysia, dan menyalip Vietnam di tikungan terakhir dalam perebutan Juara Grup B.
6. Wasit Permudah Langkah Indonesia di Semifinal Leg 2
Di Semifinal Leg 2, Timnas Indonesia membuang begitu banyak peluang emas yang didapatkan ketika melawan Singapura di Semifinal leg 2. Kekurangtenangan pemain di kotak penalti lawan dan penampilan sigap kiper Singapura, Hassan Sunny, Membuat Timnas Indonesia gagal menyudahi laga selama 90 menit melawan 9 orang pemain Singapura.
Beruntungnya Timnas Indonesia dibantu keputusan wasit asal Oman, Kassem Matar Elhatmy. Hukuman dua kartu merah untuk Safuwan Baharudin dan Irfan Fandi dan Gol penyama kedudukan milik Pratama Arhan sedikit berbau offside. Dan beruntung juga Timnas Indonesia tidak dihukum tendangan penalti karena tackle telat Rachmat Irianto terhadap Amy Recha di menit ke-41, layak diganjar penalti.
Banyak media asing negara tetangga yang "nyiyirin" kemenangan Indonesia atas Singapura berbau kontroversial. Memang terkadang sepakbola membutuhkan sebuah keberuntungan, salah satu contoh saat Yunani Juara Piala Eropa 2004 dan saat Leicester City Juara Liga Inggris musim 2015/2016.
Namun secara keseluruhan Timnas Indonesia memang layak untuk lolos ke babak final Piala AFF 2020.
7. Tendangan Penalti Faris Ramli Gagal
Jantung pecinta sepakbola tanah air, sempat dibuat berdegup kencang ketika Singapura mendapatkan hadiah penalti. Beruntung tendangan penalti Faris Ramli mampu ditepis oleh Nadeo Argawinata, sehingga bayangan Indonesia tersingkir di babak semifinal kemudian sirna.
Jika penalti Faris Ramli masuk ke gawang Nadeo, besar kemungkinan Indonesia gagal lolos ke babak final, karena waktu telah memasuki masa injury time. Semesta ternyata masih menyelamatkan Timnas Indonesia untuk melaju lebih jauh ke babak final.
8. Cedera Kiper Utama Thailand
Indonesia mendapatkan kabar gembira dengan cederanya kiper utama Thailand, Chatchai Budprom. Dalam dua pertandingan final, Chatchai Budprom tidak dapat dimainkan oleh Thailand, karena cedera yang didapatkannya saat melawan Vietnam ternyata sangat serius. Kemungkinan proses penyembuhannya membutuhkan waktu 8 bulan.
Tidak tampilnya kiper utama Thailand, memberi keuntungan secara psikologis bagi lini serang Indonesia. Meski kiper pengganti, Siwarak Tedungnoen mempunyai pengalaman pernah menjadi kiper utama Thailand. Namun, mengganti kiper utama difase krusial seperti babak final jelas merupakan sebuah kerugian bagi Thailand.
Komunikasi dan koordinasi harus dibangun ulang oleh lini pertahanan Thailand. Momentum ini harus dimanfaatkan oleh Pemain Timnas Indonesia untuk lebih tenang dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada. Sehingga Indonesia mampu mencuri gol ke gawang Thailand.
Itulah 8 pertanda bahwa semesta menginginkan Indonesia juara Piala AFF 2020. Coach STY harus menyiapkan taktik dan strategi yang jitu untuk menipu pelatih Thailand, Alexandre Polking, sehingga Indonesia bisa mengalahkan Thailand dan menyabet gelar juara Piala AFF 2020. Semoga dewi fortuna dan semesta memayungi keberuntungan Timnas Indonesia dalam dua laga final.
Salam Juara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H