Sebab setiap uang yang diterima oleh FIFA, sudah dibagikan rata ke seluruh federasi untuk pengembangan sepakbola di negara masing-masing. Nantinya dengan ide ini, pemain mempunyai waktu istirahat sekitar 25 hari.
Ide dari Arsene Wenger ini, baru bisa diimplementasikan setelah Piala Dunia 2026 yang diselenggarakan di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Itu pun dengan syarat disetujui oleh sebagian besar federasi anggota FIFA.
Ide gila yang dilempar oleh Wenger ini, langsung menimbulkan reaksi ketidaksetujuan dari Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, Presiden UEFA menyampaikan rasa keberatan dan rasa prihatin terhadap usulan Wenger kepada FIFA tersebut.
UEFA akan menentang ide itu, apalagi saat ini dunia sepkabola sedang berusaha bangkit dari keterpurukan setelah adanya pandemi Covid-19, jika ide itu dipaksakan untuk segera direalisasikan takutnya akan memperburuk keadaan.
Sama halnya dengan Presiden UEFA, mantan pelatih Timnas Prancis, Raymond Domenech tidak setuju dengan usulan Wenger tersebut, bahkan Domenech menyebut ide Arsene Wenger itu bodoh.
Seperti dilansir dari Daily Mail, saat masih aktif sebagai pelatih Arsenal dan Domenech sebagai pelatih Timnas Prancis. Domenech pernah berselisih, terkait pemanggilan pemain Timnas Prancis di klub Arsenal.
Saat itu, Wenger merasa keberatan pemainnya harus dipanggil ke Timnas. Sehingga ide konyol Wenger ini, bertolak belakang dengan apa yang ia lakukan di masa lalu, yang tidak setuju pemainnya di panggil ke Timnas.
Domenech menambahkan, bulan Oktober dan Maret aktivitas pertandingan di level klub akan terhenti karena adanya jeda internasional. Itu artinya apa, bahwa bagi pemain yang di panggil ke timnas ia tidak akan berhenti bermain sepakbola.
Sementara, bagi pemain yang tidak dipanggil berarti pemain tersebut mempunyai waktu libur lebih lama di bulan Oktober dan Maret.
Jelas ini penyimpangan bagi pemain yang terus menerus dipanggil ke timnas, karena tak ada kata libur bagi mereka.
Menurut kacamata penulis ada dampak positif dan negatif dari ide Wenger, terkait usulan Piala Dunia digelar dua tahun sekali. Berikut dampak yang akan ditimbulkan dari usulan Piala Dunia jika digelar dua tahun sekali.