Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kontroversi Usulan Piala Dunia Digelar Dua Tahun Sekali, Apa Alasan dan Dampaknya?

5 September 2021   04:14 Diperbarui: 6 September 2021   08:22 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Piala Dunia (FIFA.com/via kompas.com)

Arsene Wenger mantan pelatih Arsenal, yang kini menjabat sebagai Kepala Pengembangan Sepakbola Global FIFA mempunyai gagasan ide gila, yaitu mengusulkan ke FIFA untuk menggelar Piala Dunia setiap dua tahun sekali.

Tugas Wenger saat ini, memang bertugas untuk mengusulkan ide-ide seperti itu. Wenger harus merumuskan sebuah ide gagasan yang berkaitan dengan inovasi kompetisi yang relevan untuk kepentingan semua pihak, baik pemain, klub maupun penonton.

Wenger saat ini, memang sedang aktif mengkampanyekan ide penyelenggaraan Piala Dunia setiap dua tahun sekali.

Apa sebenarnya alasan yang melatarbelakangi Wenger punya alasan seperti ini, yang biasanya Piala Dunia digelar empat tahun sekali harus berubah menjadi dua tahun sekali.

Seperti dikutip dari pernyataan Wenger dari Talksport, Wenger menyatakan ingin memberikan tontonan bermutu kepada para penggemar sepak bola.

Kemudian memberikan kesempatan kepada para pemain, untuk mejalankan kalender kompetisi yang lebih ringkas karena kualifikasi tidak dilaksanakan dalam periode panjang.

Nantinya jeda internasional untuk kualifikasi Piala Dunia hanya dilakukan sebanyak dua kali, yaitu bulan Maret dan Oktober.  Hal ini dimaksudkan agar kalender kompetisi lebih baik, untuk memudahkan klub dan tidak ada masalah klub terkait dengan Timnas.

Dengan adanya Piala Dunia dua tahun sekali, Wenger juga mengurangi jumlah laga kualifikasi dan mengumpulkan pemain bersama-sama pada jeda Internasional tersebut.

Dengan melakukan dua kali jeda internasional, pemain akan lebih banyak bersama klub dan tidak merugikan pemain. Jumlah pertandingan sama dengan sebelumnya dan pemain tidak harus sering pergi untuk membela timnas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan level permainan dan kompetisi, bukan karena uang.

Sebab setiap uang yang diterima oleh FIFA, sudah dibagikan rata ke seluruh federasi untuk pengembangan sepakbola di negara masing-masing. Nantinya dengan ide ini, pemain mempunyai waktu istirahat sekitar 25 hari.

Ide dari Arsene Wenger ini, baru bisa diimplementasikan setelah Piala Dunia 2026 yang diselenggarakan di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Itu pun dengan syarat disetujui oleh sebagian besar federasi anggota FIFA.

Ide gila yang dilempar oleh Wenger ini, langsung menimbulkan reaksi ketidaksetujuan dari Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, Presiden UEFA menyampaikan rasa keberatan dan rasa prihatin terhadap usulan Wenger kepada FIFA tersebut.

UEFA akan menentang ide itu, apalagi saat ini dunia sepkabola sedang berusaha bangkit dari keterpurukan setelah adanya pandemi Covid-19, jika ide itu dipaksakan untuk segera direalisasikan takutnya akan memperburuk keadaan.

Sama halnya dengan Presiden UEFA, mantan pelatih Timnas Prancis, Raymond Domenech tidak setuju dengan usulan Wenger tersebut, bahkan Domenech menyebut ide Arsene Wenger itu bodoh.

Seperti dilansir dari Daily Mail, saat masih aktif sebagai pelatih Arsenal dan Domenech sebagai pelatih Timnas Prancis. Domenech pernah berselisih, terkait pemanggilan pemain Timnas Prancis di klub Arsenal.

Saat itu, Wenger merasa keberatan pemainnya harus dipanggil ke Timnas. Sehingga ide konyol Wenger ini, bertolak belakang dengan apa yang ia lakukan di masa lalu, yang tidak setuju pemainnya di panggil ke Timnas.

Domenech menambahkan, bulan Oktober dan Maret aktivitas pertandingan di level klub akan terhenti karena adanya jeda internasional. Itu artinya apa, bahwa bagi pemain yang di panggil ke timnas ia tidak akan berhenti bermain sepakbola.

Sementara, bagi pemain yang tidak dipanggil berarti pemain tersebut mempunyai waktu libur lebih lama di bulan Oktober dan Maret.

Jelas ini penyimpangan bagi pemain yang terus menerus dipanggil ke timnas, karena tak ada kata libur bagi mereka.

Menurut kacamata penulis ada dampak positif dan negatif dari ide Wenger, terkait usulan Piala Dunia digelar dua tahun sekali. Berikut dampak yang akan ditimbulkan dari usulan Piala Dunia jika digelar dua tahun sekali.

Dampak Positif, Jika Piala Dunia digelar dua tahun sekali

1. Penonton akan dimanjakan dengan tontonan berkualitas dari ajang Piala Dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali, dari yang biasanya harus menunggu empat tahun sekali. Penikmat sepakbola tidak harus menunggu lama, untuk menantikan hajatan besar Piala Dunia.

2. Pemain bintang, akan mempunyai kesempatan lebih besar untuk meraih gelar juara Piala Dunia karena Piala Dunia digelar dua tahun sekali. Menjadi juara Piala Dunia di usia emas, bisa dilakukan jika Piala Dunia digelar dua tahun sekali.

Misal bagi seorang Lionel Messi yang belum pernah meraih Piala Dunia, saat Piala Dunia 2022 usianya 35 tahun. Jika Piala Dunia di gelar dua tahun sekali tepatnya pada tahun 2024, usia Messi masih 37 tahun, kemungkinan ia belum pensiun dari sepakbola.

Tetapi jika digelar empat tahun sekali, usia Messi sudah 39 tahun di Piala Dunia 20226. Kemungkinan di usia tersebut Messi sudah pensiun. Jika dari dulu Piala Dunia digelar dua tahun sekali, mungkin Messi sudah pernah mencicipi meraih gelar Piala Dunia.

3. Piala Dunia diselenggarakan setiap dua tahun sekali tidak akan membuat jenuh dan bosan, buktinya Liga Champions Eropa yang diselenggarakan setiap tahun, tetap dinantikan penggemar sepakbola di penjuru dunia.

4. Impian setiap pemain untuk tampil di ajang Piala Dunia, kesempatannya lebih banyak karena event ini diselenggarakan dua tahun sekali.

5. Rekor gol Piala Dunia yang saat ini dipegang oleh Miroslav Klose dengan 16 gol, akan mudah dipecahkan oleh pemain lain, jika Piala Dunia digelar dua tahun sekali.

6. Tim-tim kuda hitam atau tim kecil seperti Indonesia, mempunyai kesempatan buat tampil di Piala Dunia karena ajang Piala Dunia lebih sering digelar dua tahunan sekali.

Dampak Negatif, Jika Piala Dunia digelar dua tahun sekali

1. Jika Piala Dunia digelar dua tahun sekali, terus ajang Piala Kontinental seperti Euro, Copa America, Piala Asia, Piala Afrika, digelar setiap berapa tahun sekali. Dengan adanya Piala Dunia yang sudah digelar dua tahun sekali, sudah pasti akan merubah tatanan yang sudah ada.

2. Bulan Oktober dan Maret, libur menyaksikan kompetisi Liga Inggris dan Liga-liga eropa lainnya.

3. Setuju dengan Domenech, jika pemain sering dipanggil ke Timnas, otomatis dalam semusim pemain tersebut akan bermain sepakbola terus menerus tanpa ada jeda. Sebaliknya, bagi pemain yang tidak dipanggil timnas, akan ada tambahan libur.

4. Efek libur kompetisi di klub selama sebulan, pelatih klub akan kelabakan saat kompetisi liga memasuki bulan November maupun fase krusial bulan April (perebutan juara dan menghindari zona degradasi).

Pelatih harus pintar-pintar merancang program, agar di bulan November dan April klubnya tidak limbung di kompetisi liga akibat dari sebulan tidak latihan bersama.

5. Gengsi Liga Champions Eropa akan sedikit menurun, jika Piala Dunia digelar dua tahun sekali, karena ada saingan tontonan bermutu.

6. Jika Piala Dunia digelar dua tahun sekali, ada jeda libur kompetisi di bulan Oktober dan Maret. Kemudian ada wacana dari FIFA Piala Dunia Antar Klub yang akan digelar selama sebulan penuh, dalam durasi empat tahun sekali akan diselenggarakan dibulan kalender dan tahun yang mana.

Dan waktu istirahat pemain akan dipertaruhkan jika jadi ada Piala Dunia Antar Klub.

Itu hanyalah beberapa gambaran dampak positif dan negatif dari kacamata penulis jika memang agenda Piala Dunia disetujui penyelenggaraannya dalam durasi dua tahun sekali.

Menurut K-ners, pembaca dan Bola Lovers, setuju atau tidak dengan ide dari Wenger, soal ide Piala Dunia digelar dua tahun sekali.

Salam olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun