Amat disayangkan, apabila nantinya pelatih berpotensi seperti Fakhri Husaini tidak mendapatkan kursi pelatih untuk melatih timnas Indonesia. Apalagi, masih ada kursi kosong untuk pelatih timnas  U-22. Fakhri telah membuktikan kapasitasnya kepada publik sepakbola tanah air, saat melatih timnas U-16 dan U-19 rapornya terbilang bagus. Satu noda kecil, hanya karena dia gagal membawa timnas juara di piala AFF U-18 tahun 2019, yang hanya menempati peringkat ketiga. Jika kemungkinan terburuk, Fakhri tidak terpakai untuk pelatih utama, setidaknya ada harapan untuk mengisi slot asisten pelatih bagi Tae-yong. Sangat disayangkan jika potensi pemikiran Fakhri dibiarkan menganggur tanpa melatih timnas level usia sama sekali. Akibat kegagalan timnas senior, Fakhri ikut menanggung akibatnya. Tetap bersabar Coach Fakhri, tunggu panggilan dari PSSI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H