Semakin sering seseorang terpapar konten-konten pornografi, maka daya dorong untuk melakukannya di dunia nyata akan semakin besar, kata Lucia.
Namun begitu, kecanduan konten pornografi saja tidak cukup menjadi alasan yang mendorong seseorang bakal melakukan tindakan pemerkosaan.
Ada kontribusi pengasuhan orang tua dan lingkungan yang disebutnya tidak berperan sebagai kontrol sosial dan memberikan pengetahuan soal pendidikan seksual.
"Anak yang berhadapan dengan hukum ini kan sebetulnya korban juga, tapi mereka melakukan perbuatan yang salah. Kesalahan ini terjadi karena anak tidak mendapatkan pengasuhan dan ruang pertumbuhan yang layak."
"Jadi ada tanggung jawab orang di sekitar yang sampai membuat mereka terpapar [konten pornografi]."
Faktor lainnya yang juga menentukan adalah pertemanan dan karakter anak tersebut apakah termasuk yang eksploratif atau tidak.
"Ada orang yang nonton berkali-kali, tapi enggak berani melakukan. Tapi ada orang yang cuma sekali, tapi karena karakternya eksploratif, akan langsung mempraktekkan."
"Kemudian pertemanan, kalau dia berkumpul sama anak-anak yang ibadahnya kuat misalnya, maka akan ada rem untuk berbuat negatif."
"Jadi penyebabnya tidak pernah tunggal, tapi kompleks sekali."
Apa yang ada dalam pikiran orang kecanduan pornografi?
Konsumsi berlebihan terhadap konten-konten pornografi atau seksual, kata Lucia Peppy, akan membuat 'kamus memori otaknya' dipenuhi oleh aktivitas-aktivitas seksual.