Namun ada satu hal yang harus kita perhatikan dalam penulisan puisi, yakni logika. Meski puisi menganut kebebasan tetapi tidak boleh mengabaikan logika. Seni dalam berbagai bentuknya merupakan bentuk peradaban, maka tidak boleh membodohi.
dalam kegelapan malam kelam
kulihat sosok berambut panjang seram
seorang wanita yang tak kasat mata
menerkam ke arahku membabi buta
Di mana logikanya? Tidak kasat mata tetapi bisa dilihat. Pasti penggalan puisi ini bentuk khayalan untuk menyangatkan suasana seram, tetapi terkesan menabrak logika. Coba kita bandingkan dengan penggalan puisi berikut:Â
Begitu hebatnya daun yang tak pernah mengusir embun
Meski embun hanya singgah sementara saja
Daun selalu mengajak embun menari bersamanya
Menikmati sinar mentari yang akan memisahkan keduanya
Penggalan puisi berjudul 'Daun dan Embun' karya Kaiza ini terkesan indah, sarat makna dan menjaga logika. Membawa penikmatnya pada suasana pagi serta indahnya memaknai perbedaan dan peran isi alam serta keunikannya.
Demikianlah ulasan kecil tentang kebebasan ekspresi dan logika dalam penulisan puisi. Bukan bermaksud menggurui tetapi sekadar berbagi pemahaman. Semoga bermanfaat.Â
***
Solo, Jumat, 2 November 2018