Mohon tunggu...
Sonta Frisca
Sonta Frisca Mohon Tunggu... Konsultan - Im falling

Mature Girl

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Explore Rawamangun, Dari Wisata Kuliner hingga Wisata Religi

1 Maret 2020   23:33 Diperbarui: 1 Maret 2020   23:40 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di dalam LRT|Dokumentasi pribadi

Yang sudah sering ke daerah Rawamangun pasti tahu bahwa di daerah ini banyak sekali pilihan makanannya. Mulai dari  Bakmi Siantar sampai bakso gepeng, dari makanan sehat Asinan kamboja sampai soto surabaya. 

Bagi kamu yang sudah ngeces, yuks kita wisata ke daerah Rawamangun. Kamu bisa naik LRT (bagi yang belum pernah), kesempatan bagus untuk mencoba moda transportasi canggih ini. 

Setelah puas melihat-lihat Jakarta Timur dan Utara dari atas Light Rail Transit (LRT) yang bersih dan modern, kamu bisa kembali ke daerah Rawamangun karena deretan makanan enak dan murah sudah menunggu kamu.

Kalau sudah kenyang dan mau menambah pengetahuan tentang Jakarta sambil berwisata religi. Kamu bisa melipir sedikit ke Jatinegara Kaum, di sana ada Mesjid yang tertua di Jakarta, tempat Pangeran Jayakarta dimakankan.

First Experience Naik LRT

Ternyata Rawamangun mempunyai pesona juga untuk dikunjungi bagi kamu yang ingin piknik tipis-tipis saja. Kita bisa mulai dari naik dari LRT. Stasiun LRT terkoneksi dengan halte busway Veldrome. 

Jadi jika sudah naik busway, kamu bisa turun di Halte Busway Veldrome. Ikuti saja petunjuk arahnya dan kamu akan langsung sampai di Stasiun LRT Velodrome Rawamangun. Untuk bisa masuk ke stasiunnya kamu bisa tap kartu  Flazz , Brizzi, e-money, TapCash, dan juga Jackcard dengan ongkos Rp5.000 baik jauh atau dekat.

Di depan LRT|Dokumentasi Click
Di depan LRT|Dokumentasi Click

Di depan Stasiun LRT Veldrome|Dokumentasi pribadi
Di depan Stasiun LRT Veldrome|Dokumentasi pribadi

LRT adalah moda transportasi baru di Jakarta dengan rangkaian 2 sampai dengan 4 gerbong. Dalam satu rangkaian, LRT dapat menampung 628 orang. Kapasitas penumpang terendah jika dibandingkan dengan jenis kereta lainnya, yaitu MRT dan juga commuter line. 

Jarak tempuh dari LRT Velodrome menuju Kelapa Gading hanya sekitar 13 menit dengan rute sebagai berikut: Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulo Mas, Equestrian, dan Pegangsaan Dua. Jarak tempuh masing-masing stasiun kurang lebih 2,5-3 menit. Panjangnya rel berkisar 5,8 kilometer.

First experience dengan moda transportasi ini sungguh menyenangkan. Bersih dan teratur. Semoga kebersihannya terus terjaga sampai kapan pun. Itu doa saya dalam hati sambil sepanjang menikmati perjalanan dengan LRT. 

Rekomendasi Kuliner di Rawamangun 

Next destination setelah bolak-balik naik LRT adalah Bakmi Tasik yang terletak sebelum terminal Rawamangun jika kamu datang dari arah Arion Mall. Di sekitar Bakmi Tasik ada berbagai jenis makanan lainnya, mulai dari bakso kocok bandung sampai berbagai jenis minuman seperti berbagai jenis jus.

Bakmi Tasik|Dokumentasi pribadi
Bakmi Tasik|Dokumentasi pribadi

Seperti nama tempatnya, makanan utama di sini adalah mie ayam. Bagi kamu yang ingin ke sini, lebih baik kamu datang lebih siang karena ada salah seorang teman yang datang sore hari, hanya kebagian mie-nya saja tanpa toping apa pun. Kami yang datang lebih siang agak sedikit beruntung karena toping yang kami pesan masih tersedia lengkap. Toping yang paling banyak dicari adalah babat.

Agak lama menunggu, mie ayam berbentuk pipih dengan sedikit ayam di atasnya juga babat dan bakso datang di hadapan saya. Rasanya mienya cukup enak dengan tingkat kematangan yang pas. Yang saya sayangkan hanya ayamnya yang terlalu sedikit. 

Menurut saya karena pembeli yang hendak datang masih cukup banyak, sedangkan toping ayamnya hanya tinggal sedikit sehingga oleh penjual dibagi seadanya saja agar semua kebagian. Untuk babatnya, saya salah ekspektasinya. Awalnya saya berharap babatnya adalah yang berwarna putih, tetapi yang datang adalah babat dengan warna hitam. Selain babat dan bakso, Bakmi Tasik juga menyediakan pangsit rebus.

Selain Bakmi Tasik, saya ingin merekomendasikan beberapa makanan yang enak versi saya yang ada di kawasan Rawamangun. Jika kamu bergerak sedikit ke arah Tip Top, kamu bisa merasakan hangatnya soto Surabaya dengan koya yang langsung dicampur dengan nasi. 

Di seberangnya ada sate padang dengan berbagai pilihan jus. Agak sedikit ke arah Apotek Rini ada penjual mie ayam dan juga bakso gepeng. Bakso Gepengnya enak saya suka, bakso uratnya juga enak. Mie ayamnya menurut seorang teman enak, hanya saja saya belum sempat mencobanya.

Bergerak sedikit ke Rumah Sakit Umum Persahabatan, ada dua pedagang asinan. Yang paling ramai adalah Asinan Kamboja yang menjual dua jenis asinan, asinan sayur dan buah. Saya paling suka dengan asinan sayurannya dengan tambahan kerupuk kuning. 

Di sekitar warung tersebut, ada juga pedagang makanan gerobakan, mulai dari bakso hingga ketoprak. Ada juga es podeng yang enak yang bikin kuliner asinan kamu sempurna.

Jika kamu non-Muslim, ada banyak pilihan makanan haram dari Pegambiran dan Bakmi Siantar. Bakmi Siantar terletak di belakang Terminal Rawamangun. Ada mie ayam, mie kuah, mie goreng, hingga bihun. Bakmi Siantar selalu penuh dengan pembeli setiap saya datang ke sana.

Berkunjung ke Makam Pangeran Jayakarta di Masjid Jami Assalafiyah

Destinasi terakhir kami adalah mengunjungi makam Pangeran Jayakarta di Masjid Jami Assalafiyah yang terletak di Jatinegara Kaum, tidak jauh dari Rawamangun. Kami di sini diterima oleh Bapak Sachroel, pengurus Mesjid Jami Assalafiyah. Tempat yang menjadi cagar budaya yang dilindungi oleh Pemrov DKI ini terlihat begitu terawat.

Di Depan Masjid Jami Assalafiyah|Dokumentasi pribadi
Di Depan Masjid Jami Assalafiyah|Dokumentasi pribadi

Kami duduk berjajar mendengarkan Bapak Sachroel yang merupakan Generasi ke-16 dari Pangeran Sageri, saudara sepupu dari Pangeran Jayakarta. Beliau menceritakan bagaimana awalnya Pangeran Jayakarta  III, yaitu Pangeran Jakerta, terpukul mundur oleh VOC dari daerah Kota sehingga melarikan diri ke daerah Jatinegara Kaum. 

Dari sinilah kemudian Beliau membuat strategi  geriliya untuk melawan penjajahan Belanda hingga akhir hayatnya. Kemudian beliau dikebumikan di mesjid yang didirikannya, di tengah-tengah keluarga. Pesan Pangeran Jayakarta kepada penerusnya agar makamnya dirahasiakan sampai Belanda angkat kaki dari tanah air tercinta.

Sampai saat ini Makam Pangeran Jayakarta banyak dikunjungi sebagai wisata religi, yang tidak hanya terbuka untuk yang beragama Muslim, tetapi juga terbuka untuk agama yang lain. 

Rencananya Pemrof Jakarta juga akan mengelontorkan sejumlah anggaran untuk membebaskan rumah-rumah di sekitar Masjid Jami Assalafiyah guna area parkir karena banyaknya pengunjung yang datang, bukan hanya dari Jakarta tetapi juga dari luar kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun