Mohon tunggu...
Sonta Frisca Manalu
Sonta Frisca Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - I'm falling in love

You are never fully dressed without a smile

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Naik Kereta Hingga Kulineran Asyik Bogor Bersama Danamon Flazz, Powered by Jaringan Prima

10 Maret 2017   15:17 Diperbarui: 10 Maret 2017   15:50 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Anggota KPK Bersama dengan Danamon Flazz

Siapa Coba yang Enggak akan Tergoda?
Siapa Coba yang Enggak akan Tergoda?
Semangkuk Soto Kuning yang Hangat dan Nimat
Semangkuk Soto Kuning yang Hangat dan Nimat
Setelah selesai memilih, semuanya akan dipotong-potong kecil dan kuah kuning santan segera dituangkan di atasnya. Kamu bisa tambahkan sambal. Soto kuning biasanya dimakan dengan nasi yang dijual terpisah.

Perut mulai terasa kenyang, tetapi perburuan kuliner belum kelar. Di sebelahnya ada penjual lumpia Bogor. Saya pun kepo apa bedanya lumpia bogor dengan lumpia Semarang. Bapak pedagang yang ramah menjelaskan kalau lumpia Semarang menggunakan potongan rebung, sedangkan di Bogor rebungnya diganti dengan bengkuang yang dipotong-potong kotak-kotak kecil. Bengkuang yang rasanya krenyes-krenyes dimasak bersama dengan toge dan bumbu lainnya. Kemudian isian  tersebut ditaruh di atas kulit lumpia yang besar, lalu segera dibungkus dan siap dimakan, tanpa perlu digoreng lagi.

lumpia-asli-bogor-58c257552223bdca6ded1993.jpg
lumpia-asli-bogor-58c257552223bdca6ded1993.jpg
Cilok Bogor
Cilok Bogor
Masih banyak makanan street food yang antre mau dicoba. Salah satunya cilok yang bentuknya bulat dan rasanya serta teksturnya mirip sekali dengan bakso. Menu lainnya adalah wedang ronde  hangat rasa jahe dengan ronde warna-warni. Sebenarnya perburuan kuliner belum selesai, namun waktu juga yang memisahkan kita. Masih terbayang berbagai jenis makanan yang enak dan murah meriah yang dijual di sini.

Lalu dalam perjalanan pulang menuju Stasiun Bogor, saya pun berandai-andai, “seandainya saja tempat-tempat kulineran seperti Suryakencana juga bisa menerima uang elektronik Flazz. Wah nga ada cerita seperti tadi saya harus menunggu lama untuk uang kembalian, sementara si abang penjual makanan berlari-lari ke sana ke mari memecah uang menjadi satuan yang lebih kecil. Saya juga harus berepot-repot merogoh kantong dalam-dalam karena saya kurang membayar uang 500 perak.

Saya pun mulai merogoh dompet saya. Yap.... saatnya kembali menggunakan Flazz  Danamon untuk perjalanan pulang ke Jakarta. Sekali tap dan go saya langsung menuju peron kereta. Terima kasih Danamon untuk Flazz merahnya yang elegan, Jaringan Prima, Keuken Koffie, serta Kompasiana. Semoga bisa bertemu di gerebek lain yang diadakan oleh KPK. Terima  kasih semuanya!

logo-kpk-58c26534569773571a9f8b31.jpg
logo-kpk-58c26534569773571a9f8b31.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun