Bagi para pecinta kuliner Bogor merupakan salah satu tempat yang asyik untuk berburu makanan. Di Kota Hujan ini banyak sekali restoran dan street food yang menawarkan makanan yang benar-benar khas Bogor maupun yang bukan, tetapi semuanya tetap akan bikin lidah kamu berdansa. Meskipun tidak seramai kota Bandung yang selalu “diserbu” setiap akhir pekan oleh warga Jakarta, Bogor tak bisa dipandang sebelah mata sebagai salah satu tempat kuliner favorit.
Oleh karena itulah, ketika Kompasioner Penggila Kuliner mengadakan #KPK Trip yang bertajuk “Eksplorasi Kuliner Bogor dan ‘Pegang Kendali Instagranmu’”. Sebagai seorang foodies, saya enggak mau ketinggalan. Acaranya berlangsung pada tanggal 4 Maret 2017 dengan meeting point di Stasiun Manggarai. Sekitar 25 orang Kompasioner sudah berkumpul di lobi stasiun tersebut sambil memegang kartu Flazz Danamon masing-masing. Sebelum masuk, kami mengaktivasi Flazz Danamon terlebih dahulu dan kemudian men-tap-nya di pintu masuk.
Pertanyaan tersebut saya simpan dulu dalam hati karena commuter line menuju Bogor sudah datang. Segera saya masukkan Kartu Flazz bergambar Andrer Harera, gelandang Manchester United yang berasal dari Spanyol ke dalam dompet biru panjang saya. Takut juga Danamon Flazz Limited Edition ini jatuh atau berpindah tangan, maklum perjalanan dengan commuter line pagi ini cukup padat dengan orang-orang yang juga mau piknik. Sekitar satu jam kami akhirnya sampai di stasiun terakhir tujuan kami. Saya tap-kan kembali Danamon Flazz untuk bisa keluar dari stasiun. Kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan kendaraan umum, sekitar 20 menitan kami sudah sapai di Jalan Bangka, tepat di depan Keuken Koffie.
Danamon Bersinergi dengan Jaringan Prima
Ini adalah destinasi kami yang pertama, sebuah kafe berkonsep tradisional dengan atmosfer yang begitu cozy dan homy. Ibu Natasha Damayanti selaku e-channel Product Management dari Bank Danamon sudah siap dengan presentasinya.
Saya mengangguk-angguk paham. Bagi saya kartu Flazz itu begitu sangat membantu. Dia berbeda dengan kartu kredit dan ATM karena tidak ada minimal nominal pembelanjaan. Nominal yang bisa digesek bisa berapa pun. Tinggal tap dan tanpa pin. Oleh karena itulah saya jatuh cinta pakai kartu ini. Apalagi saat ini Flazz sudah diterima di 80 ribu merchant, mulai dari toko buku hingga restoran. Naik commuter line dan Trans Jakarta juga bisa menggunakan Flazz. Flazz juga sudah dapat digunakan untuk pembayaran ruas tol tertentu.
Untuk top-up-nya juga sangat mudah. Para pengguna Flazz dapat men-top-up nominal uang dari Rp20.000-1.000.000 di mana pun, mulai dari semua cabang Bank Danamon, ATM Danamon, hingga Alfa Grup. Flazz Danamon juga bisa di-top-up di Jaringan ATM berlogo Prima yang memiliki 100.000 ATM yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dengan jumlah ATM yang begitu banyak dan tersedia di mana-mana, akan sangat mudah melakukan top up Flazz Danamon.
Menghasilkan Foto Keren yang Dilirik Brand
Acara masih terus berlanjut. Untungnya ketika baru tiba, Keuken Koffie menyediakan berbagai jenis camilan, mulai dari kentang goreng, edammame, pisang goreng cokelat keju,hingga brownies dengan potongan cokelat blok di atasnya. Apalagi pembicara selanjutnya adalah seorang food blogger dan food stylish photographer dari Bandung, Ayu Diah Respati. Mau ngomongin makanan tapi perut lapar, mana mungkin bisa? Untungnya camilan tersebut cukup untuk mengganjal perut sambil menantikan makan siang.
Blogger yang juga ibu rumah tangga kemudian berbagai tips-tips sukses bagaimana seorang ibu rumah tangga tanpa ilmu dasar-dasar fotografi bisa dilirik foto-fotonya oleh brand-brand besar. Pemaparannya sangat menginspirasi. Beliau memberi tips bagaimana cara menghasilkan foto-foto yang bagus yang bisa meraup ribuan followers dan juga like. Bagaimana menggunakan sinar alami agar hasil foto bagus dan trik mudah menggunakan kertas putih agar pencahayaan ke objek yang ingin dipotret menjadi bagus.. Selain itu, dia juga memberikan tip sudut agar sebuah objek makanan bisa kelihatan sangat tempting. Noted Mbak....
Dia juga mengatakan bahwa sebagai blogger kita harus rajin menyurvei jam berapa prime time untuk memposting foto. Menurutnya bukan hanya TV yang memiliki waktu prime time, instagram juga ada dan waktunya bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Untuk dia sendiri waktu prime timenya adalah sekitar pukul 3 sore. Dia juga memberi tips bagaimana menentukan harga untuk sekali posting di instagam. Ini merupakan bagian yang menarik.
Setelah semua acara “pembekalan” penting tersebut kelar. Saatnya untuk masuk ke acara makan siang. Sebelum saya melahap seporsi spagheti aglio olio yang sudah di-garnish begitu cantik, saya kepo juga dengan makna dari Keuken Koffie. Menurut pemiliknya, Dody Hadi Utomo, nama Keuken Kofffie yang sudah berdiri sejak tahun 2014 diambil dari bahasa Belanda yang berarti dapur. Koffie berasal dari bahasa yang sama yang artinya pasti sudah bisa ditebak, yaitu kopi. Oleh karena itulah, masih menurut owner-nya, Keuken Koffie saat ini memiliki menu 14 jenis kopi asli Indonesia yang masing-masing mempunyai citarasa tersendiri.
Enggak Tahan Mau Icip Semua yang Ada di Jalan Surya Kencana!
Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa Bogor memiliki banyak kuliner yang enak-enak. Setelah selesai habis-habisan menggerebek Keuken Koffie, kini saatnya para kompasioner menggerebek street food yang terkenal di Bogor yang berada di Jalan Surya Kencana atau Gang Aut.
Kali ini adalah kunjungan kedua saya ke Gang Aut. Dulu saya pernah mencoba bakso kikil di sini dan sangat penasaran dengan soto kuning yang ada banyak sekali pembelinya. Saya sudah berniat untuk mencicipi soto kuning sejak dari rumah. Menggoda banget! Isiannya ada bermacam-macam mulai dari daging sapi goreng, daging rebus kuning, kikil, paru, babat, otak, hati , hingga perkedel. Kamu bisa pilih langsung karena semuanya itu disusun dengan rapi di atas gerobak.
Perut mulai terasa kenyang, tetapi perburuan kuliner belum kelar. Di sebelahnya ada penjual lumpia Bogor. Saya pun kepo apa bedanya lumpia bogor dengan lumpia Semarang. Bapak pedagang yang ramah menjelaskan kalau lumpia Semarang menggunakan potongan rebung, sedangkan di Bogor rebungnya diganti dengan bengkuang yang dipotong-potong kotak-kotak kecil. Bengkuang yang rasanya krenyes-krenyes dimasak bersama dengan toge dan bumbu lainnya. Kemudian isian tersebut ditaruh di atas kulit lumpia yang besar, lalu segera dibungkus dan siap dimakan, tanpa perlu digoreng lagi.
Lalu dalam perjalanan pulang menuju Stasiun Bogor, saya pun berandai-andai, “seandainya saja tempat-tempat kulineran seperti Suryakencana juga bisa menerima uang elektronik Flazz. Wah nga ada cerita seperti tadi saya harus menunggu lama untuk uang kembalian, sementara si abang penjual makanan berlari-lari ke sana ke mari memecah uang menjadi satuan yang lebih kecil. Saya juga harus berepot-repot merogoh kantong dalam-dalam karena saya kurang membayar uang 500 perak.
Saya pun mulai merogoh dompet saya. Yap.... saatnya kembali menggunakan Flazz Danamon untuk perjalanan pulang ke Jakarta. Sekali tap dan go saya langsung menuju peron kereta. Terima kasih Danamon untuk Flazz merahnya yang elegan, Jaringan Prima, Keuken Koffie, serta Kompasiana. Semoga bisa bertemu di gerebek lain yang diadakan oleh KPK. Terima kasih semuanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H