Sora ni todoku ki ga shita
Memorable, bukan?
Izumi Sakai lahir di Kota Hiratsuka yang terletak di Prefektur Kanagawa, Jepang. Nama aslinya adalah Sachiko Kamachi, putri pertama di keluarganya. Ia adalah anak yang cerdas, berbakat serta menawan. Ia menjadi populer di lingkungannya sebagai seorang gadis kecil pengrajin kata, cemerlang menulis puisi dan juga pandai berolahraga.
Sachiko kecil memiliki gairah setinggi gunung Fuji dalam mengekspresikan perasaannya melalui rangkaian kalimat. Sejak sekolah, ia selalu membawa buku catatan untuk menulis setiap perasaan yang singgah di hatinya melalui puisi dan lirik-lirik lagu. Kebiasaan sederhana yang kemudian menjadi benih-benih kejayaan yang mengantarkan takdir hidupnya.
Sachiko Kamachi mengawali kariernya sebagai seorang model, lalu bakatnya sebagai penyanyi terendus oleh Daiko Nagato, seorang produser-konglomerat pendiri Being Incorporated (sekarang B-Zone Group).
Dengan koneksinya, lahirlah anak perusahaan dari Being, yakni Sensui. Kemudian ia mengganti namanya menjadi Izumi Sakai. Kata Izumi memiliki kanji yang sama dengan Sensui: 泉水. Secara harfiah, kanji 泉 berarti pancuran dan 水 berarti air.
Pada tahun 1991, lahir grup musik ZARD (ザード) dengan Izumi Sakai didaulat sebagai vokalis utama. Kata “Zard” tidak memiliki arti apa pun, tetapi Sakai sendiri berpendapat kata Zard terdengar seperti sebuah grup musik rock. Ia juga menganggap Zard merupakan turunan dari kata blizzard dan wizard. Sebagai informasi, para penggemar Zard menamai diri mereka sebagai Wezard.
Sejatinya, Zard adalah Izumi Sakai dan Izumi Sakai adalah Zard. Zard adalah representasi dari Sakai seorang, meskipun pada awal-awal tahun kemunculannya, nama-nama anggota pendukung juga turut disebutkan. Sakai menulis hampir semua lirik lagu Zard, dan ia adalah satu-satunya anggota asli Zard yang bertahan dari awal hingga akhir. Karena memang Zard niatnya hanya diperuntukkan bagi Sakai.
Lagu pertama Zard adalah Good-bye My Loneliness yang rilis tahun 1991. Menurut pengakuannya sendiri, Sakai melakukan rekaman sampai seratus kali untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Lagu ini mewakili jiwa Izumi Sakai yang muda dan penuh energi. Lalu pada 1993, ia merilis lagu Makenaide ketika Jepang sedang menghadapi economic bubble era. Makenaide terjual lebih dari satu juta kopi, disusul album Yureru Omoi yang juga terjual lebih dari satu juta kopi.