Mohon tunggu...
Sonia Eka
Sonia Eka Mohon Tunggu... Bankir - Selenophile

Magister Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur | beauty enthusiast | SuFi (suka filsafat)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi Feminisme dalam Film Enola Holmes

17 Juli 2021   00:45 Diperbarui: 17 Juli 2021   01:26 2449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan unit analisis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan audio ( dialog dan music), wardrobe, lighting, acting, setting, type of shoot dan angel kamera yang menunjukan representasi feminisme dalam film Enola Holmes sebagai unit analisisnya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi Data Primer dan Data Sekunder. Dimana data Primer dilakukan dengan cara Observasi, Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan cara menonton dan mengamati dialog-dialog dan adegan-adegan dalam film "Enola Holmes". Kemudian mencatat, meneliti dan menganalisa sesuai dengan model penelitian yang digunakan. Dan pada data Sekunder penulis melakukan Dokumentasi, dokementasi yang diperoleh adalah buku-buku dan sumber internet lainnya yang menceritakan tentang kisah hidup kartini.

Pada validasi data, peneliti memutuskan untuk menggunakan Triangulasi data karna penelitian ini hanya menggunakan film sebagai sumber data utama diantaranya adalah adegan, dialog, angel camera, type of shoot dan lighting. Maka peneliti memilih menggunakan trianggulasi tersebut untuk menguji keabsahan data serta membandingkan hasil penelitian yang didapat dengan sumber.

  • PEMBAHASAN

                Dalam semiotika John Fiske, Jhon Fiske menjelaskan bahwa ada 3 level untuk menemukan makna atau tanda. Yang pertama adalah level realitas

tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
Pada level realitas dalam film Elona Holmes dapat kita lihat pada gambar diatas bagaimana budaya pakaian saat itu sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Dimana pada Gambar 1 sampai dengan 3 terlihar bagaimana Enola bergaya seperti laki-laki dan tidak diperkenankan membeli gaun oleh pemilik took seperti pada gambar ke 4 karna dianggap bahwa toko itu adalah toko terhormat perempuan yang bergaya seperti laki-laki dilarang untuk membeli di toko tersebut.

tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
Pada gambar ke 5 terlihat bagaimana budaya berpakaian perempuan Inggris saat itu dimana perempuan wajib menggunakan baju dengan berlapis-lapis agar terlihat anggun dan terhormat. Pada gambar ke 6 terlihat Elona berbicara "Korset adalah symbol penindasan bagi mereka yang terpaksa memakainya"demi meneympurnakan misinya tersebut Enola merasa tidak terpaksa untuk menggenakan Korset.

realitas-18-60f1c2cf06310e1c57798742.jpg
realitas-18-60f1c2cf06310e1c57798742.jpg
Pada gambar di atas dapat kita lihat bagaimana Enola mengenakan gaun dengan sangat anggun dengan berbagai macam lapis dan kurungan membuatnya sangat elegan.

Pada level realitas dalam scene ini dapat kita lihat bagaimana budaya dan cara berpakaian masyarakat Inggris khususnya perempuan pada era itu. Dimana perempuan harus menggenakan dress atau gaun dengan rambut yang tertata rapih yang menandakan bahwa mereka adalah seorang bangsawan. Dan juga penggunaan korset pada saat itu yang bertujuan untuk meberikan bentuk tubuh yang indah seperti jarum pada Wanita.

Level Representasi

representasi-9-60f1c2bf1525101e9a492f22.png
representasi-9-60f1c2bf1525101e9a492f22.png
representasi-10-60f1c33d06310e48be6624a2.png
representasi-10-60f1c33d06310e48be6624a2.png
representasi-11-60f1c306152510206e657f72.png
representasi-11-60f1c306152510206e657f72.png
representasi-12-60f1c3d31525104ae0795372.png
representasi-12-60f1c3d31525104ae0795372.png
representasi-14-60f1c43006310e55e7556092.png
representasi-14-60f1c43006310e55e7556092.png
representasi-16-60f1c3fb1525105af37154f2.png
representasi-16-60f1c3fb1525105af37154f2.png
Pada gambar pertama dan kedua teknnik pengambilan gambar menggunakan  close up dimana gambar yang diambil dari bagaian bawah sampai  

dengan bahu guna melihat tujuan objek dan keseluruhan wajah pada objek sehingga dapat menimbulkan efek yang di dramatisir. Sementara sudut pengambilan gambar yang digunakan adalah eye level. Pada gambar ketiga Teknik pengambilan gambar menggunakan medium shoot pengambilan gambar ini bertujuan untuk membaca gerak tubuh apa yang akan dilakukan. Pada gambar ke lima Teknik pengambilan gambar menggunakan medium closeup yang mengambil gambar dari paha hingga dekat betis seseorang, dengan sudut pengambilan gambar Low Anglel karena posisi kamera tepat disudut bawah, dan dengan penambahan music klasik dan suara kereta berjalan memberikan aksen tersendiri pada adegan ini. Sedangkan pada gambar terkahir 6 dan ke 7 teknik pengambilan gambar menggunakan medium shoot dan angle yang digunakan adalah low angle.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun