Mohon tunggu...
Sonia Arum
Sonia Arum Mohon Tunggu... Administrasi - Penulia dari Kalimantan Timur

Ingin hidup untuk menulis berbagi kekuatan dengan sesama wanita Indonesia dan siapa pun wanita di seluruh dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kabut Cinta Ratih 1: Dua Garis Merah

21 Oktober 2019   12:42 Diperbarui: 21 Oktober 2019   12:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Mas ...." suara Ratih terdengar mendesak.

"Iya, Mas dengar. Em ...  bisa jadi alat itu salah, Sayang. Bagaimana kalau di test lagi ...."

"Mas, ini bukan kehamilan pertamaku. Jadi tidak usah meragukanku ...."

"Lalu?"

"Lalu? Jawaban apa itu, Mas?" Ratih frustasi, mendengar tanggapan Haris.

"Maumu Mas harus bagaimana? Menikahimu? Mau jadi istri kedua?"

Tangis Ratih pun pecah, ketika memulai mencintai Haris ia lupa jika Haris masih beristri. Ratih begitu menikmati rayuan-rayuan Haris, hingga ia menyerahkan kehormatannya sebagai janda, di tempat ini.

"Tenang dulu, Ratih! Biarkan Mas berpikir! Kalau kamu nangis, Mas jadi bingung ...."

"Bingung? Mana bukti rayuanmu dulu, Mas? Mana??" Ratih histeris, bahunya berguncang.

Haris memeluk dan menciumi wajahnya. Membisikkan kata-kata cinta di telinga Ratih. Tangis Ratih reda, ia membalas ciuman panas Haris. Dan mereka kembali menikmati rayuan dosa, di gubug yang jauh di tengah kebun.

"Mas akan cari jalan untuk kita berdua, Ratih harus tenang dan percaya ya! Mas mencintai Ratih, itu yang harus Ratih ingat!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun