Di Daerah pedesaan yang mulai cenderung konsumtif karena banyak yang menjadi Pegawai Negeri Sipil atau istilah familiar nya PNS, terdapat seorang anak yang mempunyai hasrat untuk bisa senang seperti anak sebayanya. Melihat kehidupan temannya yang serba berkecukupan, ditambah banyak sekali keinginannya yang di apirmasi oleh Orang Tuanya.Â
Doleh nama panggilannya, ia seringkali 'ngadat' karena mainan yang diinginkannya tidak dibelikan oleh ayahnya. Terjadi di salah satu hajatan keluarganya, ia melihat ada yang dagang mainan mobil truk yang lumayan tenar pada jaman itu. Doleh sangat ingin memilikinya, namun sang Ibu malah membentak dam memarahi.Â
" Mah hoyong momobilan," Ucap sang anak sambil memegang tangan Ibunya.Â
"Lah jeung naon mamah teboga acis! " Jawab mamah dengan nada sedikit tinggi.Â
"Atuh mah....," Jawab Oleh dengan nada memaksa.Â
Namun bukanya dibelikan, yang ada ia malah dapat semprot dari mamahnya dan dipaksa pulang ke rumah.Â
Sesampainya di rumah, ia nangis cukup keras. Maklum anak umur 6 tahun, pastinya belum bisa berfikir tentang bagaimana sebenarnya keadaan Ayah dan Ibunya. Yang ada hanya bagaimana supaya apa yang diinginkanya bisa tercapai. Anak umur segitu tidak berpikir panjang kedepan paling tidak melihat kondisi orang tuanya seperti apa. Namun ego memang cukup tinggi. Entah siapa yang salah dalam posisi ini.Â
Menangis semakin kencang, " Lah..... Balaga si mamah mah." Teriak Doleh sambil lempar barang di tengah rumah.Â
"Repeh ulah hayoh bae gandeng, puguh mamah te boga duit, hayoh be maksa. " Terdengar suara Ibunya marah di balik pintu dapur.Â
Tidak lama kemudian, bapak datang dan mempertanyakan kasus ngamuk anak semata wayangnya.Â