Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tengge-Tengge

5 Juni 2022   23:10 Diperbarui: 5 Juni 2022   23:37 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terima kasih, Bibi. Sudah merepotkan," Sahut Bonggo.

"Ah, tidak apa-apa. Hasil kebun. Hehe. Ayo..ayo.."

Setelah mencuci tangan, mereka duduk setengah melingkar. melahap ubi goreng yang dicampur dengan sedikit garam.

"Deni, kata orang tua kalau makan ubi banyak bisa moeelu*)

"Makanya jangan makan banyak . Sini, berikan kepadaku yang lain," Deni yang dari tadi belum mendapat bagian mengambil dua potong ubi goreng.

"Ubi kan mengandung karbohidrat."

"Orang tua Gorontalo dulu menjadikan ubi sebagai makanan tambahan."

"Ya, menurut cerita nenek, kalau musim kemarau tiba, orang Gorontalo di daerah tertentu makan ubi."

"Benar. Aku pernah mengalaminya. Ubi parut dikeringkan dan dicampur beras sedikit. Lalu ditanak seperti menanak nasi."

Dialog berlangsung serius. Sampai ubi goreng habis.

"Wahh.. ubinya habis. Hehe. Ayo kita lanjutkan bermain tengge-tengge," ajak Bonggo. Mereka bermain hingga sinar matahari bersiap memasuki peraduannya. Kude ditugaskan menghitung poin. Akumulasi poin yang terbanyak diraih Bonggo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun