"Terima kasih, Bibi. Sudah merepotkan," Sahut Bonggo.
"Ah, tidak apa-apa. Hasil kebun. Hehe. Ayo..ayo.."
Setelah mencuci tangan, mereka duduk setengah melingkar. melahap ubi goreng yang dicampur dengan sedikit garam.
"Deni, kata orang tua kalau makan ubi banyak bisa moeelu*)
"Makanya jangan makan banyak . Sini, berikan kepadaku yang lain," Deni yang dari tadi belum mendapat bagian mengambil dua potong ubi goreng.
"Ubi kan mengandung karbohidrat."
"Orang tua Gorontalo dulu menjadikan ubi sebagai makanan tambahan."
"Ya, menurut cerita nenek, kalau musim kemarau tiba, orang Gorontalo di daerah tertentu makan ubi."
"Benar. Aku pernah mengalaminya. Ubi parut dikeringkan dan dicampur beras sedikit. Lalu ditanak seperti menanak nasi."
Dialog berlangsung serius. Sampai ubi goreng habis.
"Wahh.. ubinya habis. Hehe. Ayo kita lanjutkan bermain tengge-tengge," ajak Bonggo. Mereka bermain hingga sinar matahari bersiap memasuki peraduannya. Kude ditugaskan menghitung poin. Akumulasi poin yang terbanyak diraih Bonggo.