****************************************
Dua hari sudah aku menikmati Singapore, dan ketika baru dua jam menikmati santai sore di Orchad Road, Mama mengirimkan sms, menanyakan jam berapa Ia bisa menelfonku.
Malam itu, dengan suara terbata, Mama menyapaku di ujung telfon.
"Kenapa Ma? Are you ok?" tanyaku khawatir.
"Mama lagi di apartemen-mu...." dan setelah itu sunyi.
Jantungku terasa berhenti, Mama kemudian menutup telfonnya. Entah karena Ia memang sudah tak kuat meneruskan atau memang karena Ia menilai aku sudah mengerti apa yang akan dikatakannya.
Dengan segera aku mengumpulkan tim, mengadakan rapat dan membagi tugas untuk hari esok. Aruna mencarikan-ku tiket pesawat pulang ke Jakarta. Dia juga mengantarku ke Bandara.
"Apapun yang terjadi, aku tak mau kehilanganmu Siska" bisik Aruna memelukku sebelum boarding.
*******************************************
(di rumah)
"Ma...." panggilku membuka pintu kamarnya. Perempuan tua itu tampak duduk menatap kebun kami, disampingnya sekotak tissue menemani, dan beberapa tissue yang telah basah, oleh air mata perempuan yang melahirkanku, yang mendoakanku selama 25 tahun ini.