Mohon tunggu...
Sofi Mahfudz
Sofi Mahfudz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Amatir

Suka Bisnis dan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mereka Kira Saya Tidak #BahagiaDirumah

31 Mei 2016   06:59 Diperbarui: 31 Mei 2016   07:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan menerima keadaan, berkompromi dengan siatuasi, membuat saya merasa plong. Tidak ada beban-beban pikiran yang menggelayut yang membuat hidup terasa berat. Akhirnya, ketika pikiran terasa plong, jiwa terasa lapang, perasaan bahagia jadi mudah menyapa.

Kebahagiaan ini berusaha saya tularkan ke orang terdekat saya, Ibu. Untuk menstimulus rasa bahagia agar selalu menyapa beliau, sering saya ucapkan ‘Semangat nggih, ma’ sambil mengecup kening beliau. Beliau selalu merespon dengan mengangguk dan itu sudah bisa membuat saya bahagia juga. Benarlah ketika dikatakan bahwa sifat bahagia itu mengganda. Semakin ditularkan, semakin besar bahagia yang dirasa.

  • Mencoba Selalu Bersyukur

Dalam kondisi apapun, salah satu hal yang saya pinta, supaya saya dijadikan sebagai orang yang mudah bersyukur. Jika sudah pandai bersyukur, saya akan bisa melihat semuanya dari kaca mata positif. Msalnya dengan berkeyakinan bahwa Allah adalah pembuat skenario terbaik. Dengan sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang-Nya, Allah tidak mungkin menempatkan seorang hamba-Nya pada ‘situasi yang buruk’ kecuali karena ada banyak kebaikan-kebaikan yang menyertainya. Persoalannya hanya ada pada manusia yang tidak atau belum tahu hikmah-hikmah yang ada.

Maka, meskipun saya tidak tahu maksud Allah mendesain hidup saya seperti ini, rasa syukur harus berada di garda depan pemikiran saya. Ketika rasa syukur hadir, yang muncul berikutnya adalah perasaan bahagia. Tidak percaya? Silahkan dibuktikan sendiri.  

  • Mengembangkan Potensi Diri

Hidup akan terasa bergairah jika kita memiliki mimpi, pencapaian-pencapaian hidup yang ingin kita wujudkan. Meski berada dirumah, tidak mengurangi seabrek rencana saya di kepala. Ada begitu banyak hal yang ingin saya lakukan. Meneruskan aktifitas menulis, menjalankan bisnis dari rumah dan sebagainya.

Keinginan-keinginan itu membuat saya semangat untuk belajar dan terus mengembangkan diri. Instagram, Pinterest, Canvas, Quora dan berbagai media yang ada didunia maya menjadi destinasi belajar otodidak saya. Menemukan banyak hal-hal baru di dunia maya membuat gairah hidup semakin menyala. Dan itu menstimulus rasa bahagia saya.

  • Menjadi Virtual Traveler

Kaki boleh dirumah, tapi pandangan mata sudah mengelilingi dunia. Hadirnya berbagai produk teknologi memudahkan saya menjadi seorang virtual traveler. Pepatah Arab mengatakan: ‘Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina’. Versi saya menjadi: ‘Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina, meski lewat dunia maya’.

Mengunjungi berbagai negeri dari berbagai komunitas, misalnya komunitas Backpacker Dunia membuat pandangan saya tentang hidup dan kehidupan semakin terbuka. Tidak cupet pikiran meski dirumah saja. Berinteraksi dengan banyak orang di dunia maya membuat wajah saya sering menampakkan ekspresi tertawa. Dan itu membahagiakan.  

Itu bahagia dirumah versi saya, bagaimana dengan Anda?

***

Tulisan ini dibuat dalam rangka ikut menyemarakkan peringatan ““Novaversary” (Ulang tahun Nova ke 28 tahun). Semoga Nova selalu bahagia dan menjadi Inspirasi kebahagiaan untuk masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun