Meski dibanding seluruh Keluarga di Indonesia, jumlah Kepala Keluarga yang memanfaatkan sumber energi alternatif masih terbilang kecil, tetap saja upaya subtitusi ini harus diapresiasi tinggi. Jika tidak menggunakan media sampah untuk menghasilkan sumber energi alternatif, banyak media lain yang bisa digunakan, misalnya panas bumi.
Pengembangan TPA Talangagung dan Peran Pertamina
TPA Talangagung terbilang sukses mengelola sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Akan tetapi kemajuan ini tidak boleh dibiarkan stagnan. Upaya pengembangan terutama dari sisi Research&Development harus terus dilakukan. Salah satunya dengan cara menggandeng Pertamina, perusahaan penyedia energi terbesar di Indonesia.
Dengan segenap sumberdaya yang dimiliki, Pertamina bisa menjadi faktor pendorong program 'waste to energy' menjadi semakin baik dan semakin meluas manfaatnya. Misalnya, salah satu masalah yang dihadapi oleh TPA Talangagung adalah belum terbentuknya sistem yang baik terkait pemilahan sampah antara yang organik dengan anorganik. Kondisi ini tentu membuat proses mengolah sampah menjadi lambat. Sedangkan SDM yang dimiliki oleh TPA Talangagung sendiri bisa dibilang terbatas. Pertamina bisa masuk ke segmen ini dan turut andil dalam menciptakan sistem memilah sampah menjadi lebih cepat, efektif dan efisien.
Selain itu, Pertamina juga bisa ikut turun tangan dengan memfasilitasi proses duplikasi model TPA Talangagung untuk diterapkan di berbagai daerah lain. Karena setiap daerah memiliki cadangan sampah yang besar dan semuanya bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif yang lebih bermanfaat.
Pada akhirnya, upaya apapun untuk mengganti sumber energi dari yang tidak terbarukan ke sumber energi alternatif akan meluas kemanfaatannya jika semua pihak bekerja sama sesuai posisi masing-masing.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H