Galau Yang Bermanfaat
"Boleh galau. Tapi berdoalah agar kegalauan membawamu ke jalan yang benar"
Kesuksesan Indah dalam berbisnis barang mewah bernama mutiara ini bermula dari kegalauan yang melandanya di akhir tahun 2011.
Saat itu, Indah tercatat sebagai pegawai di sebuah bank di Lombok. Jabatannya sebagai internal auditor mengharuskannya sering bepergian ke luar kota, salah satunya Jakarta. Ada yang unik dari aktifitasnya ini. Dalam setiap kunjungannya, Indah tidak lupa membawa mutiara dari Lombok. Sekedar sebagai barang bawaan sampingan yang dicoba untuk ditawarkan ke teman-teman barunya. Rupanya bakat dagang dari almarhumah Mamanya menurun padanya.
Keisengan-keisengan membawa mutiara itu ternyata mendapat sambutan positif. Ada beberapa orang yang memesan mutiara darinya. Indah pun semakin getol menjajakan mutiara, salah satunya lewat dunia maya. Lewat akun media sosialnya, dia mencoba memasarkan barang dagangannya. Saat itu dia hanya berposisi sebagai reseller saja. Memotret barang dan mengupload ke akun media social menjadi aktifitas sampingan yang cukup menyibukkan selain sebagai Ibu dan pekerja kantoran.
Aktifitas ‘nyambi' ini dijalaninya selama kurang lebih 3 bulan. Lambat laun, aktifitas ini mengundang kegalauan. Antara fokus ke pekerjaan kantor dengan gaji tetap dengan iming-iming peningkatan karir atau beralih menekuni bisnis mutiara yang semakin menyita waktunya namun belum pasti pendapatannya tapi bisa mendampingi buah hatinya sepanjang hari.
Track record selama kuliah juga menambah porsi kegalauannya. Kuliah tentang Keuangan Perbankan, lulus Cumlaude dengan Skripsi Terbaik, jalur karir untuk masa depannya yang cemerlang -sepertinya memang menjadi bankir. Apalagi dia juga punya angan-angan bisa menjadi bankir yang sukses.
Tapi...
Di sela kesibukkannya mengejar karir, ada kekhawatiran lain yang menghinggapinya. Anaknya! Ketika masih kerja di kantor, dia harus sering pulang malam dan otomatis waktu untuk menyaksikan tumbuh kembang putranya menjadi berkurang.
Hingga pada November 2012, dibuatlah keputusan besar dalam hidupnya. Dia resmi mengajukan pengunduran diri. Meletakkan impiannya menjadi seorang bankir profesional dan memilih menjadi Ibu Rumah Tangga. Bukan keputusan mudah, tapi dengan yakin Indah mengambil jalan itu. Selama beberapa saat, sejak pengunduran diri, Indah resmi menjadi pengangguran, dalam perspektif tidak menghasilkan uang.
Melihat keadaan ini, suami dan keluarga besarnya mendorong Indah untuk bisa melakukan hal lebih. Karena mereka percaya Indah memiliki potensi menjadi perempuan yang lebih bermanfaat untuk orang banyak.
Maka didoronglah Indah menjadi sosok IRT kreatif. Menseriusi kegiatan sampingan ketika menjadi pegawai kantor dulu, yakni berbisnis mutiara. Semuanya mulai dikerjakan secara professional.