Mohon tunggu...
Sofian Pian
Sofian Pian Mohon Tunggu... Human Resources - pns, pedagang kecil dan lelaki penikmat senja, diteluk palu

pns, pedagang kecil dan lelaki penikmat senja, diteluk palu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Frasa, Literasi Jalanan, dan Literasi

2 Juli 2024   19:39 Diperbarui: 3 Juli 2024   16:00 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suyanto, seorang praktisi pendidikan di Indonesia, mengungkapkan bahwa literasi jalanan mencakup pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh anak-anak dan remaja dari lingkungan luar sekolah. 

Menurutnya, literasi jalanan membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi sosial yang kompleks dan dinamis di lingkungan perkotaan.

Eka Prihatin, seorang akademisi di bidang pendidikan luar sekolah, menyatakan bahwa literasi jalanan adalah keterampilan dan pengetahuan praktis yang didapatkan dari interaksi sehari-hari di masyarakat. Ini termasuk kemampuan untuk memahami dan merespons berbagai situasi sosial dan ekonomi yang dihadapi di jalanan, seperti berdagang atau bekerja secara informal.

H.A.R. Tilaar, seorang ahli pendidikan terkenal di Indonesia, mengemukakan bahwa literasi jalanan adalah bagian dari pendidikan non-formal yang memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan keterampilan hidup individu. Literasi jalanan dianggap sebagai bentuk pendidikan yang membantu individu menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.

Agus Supriadi, dalam penelitiannya tentang pendidikan alternatif, menekankan bahwa literasi jalanan memberikan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, literasi jalanan dapat mencakup berbagai aspek seperti keterampilan bertahan hidup, kewirausahaan, dan keterampilan sosial yang tidak diajarkan secara formal di sekolah.

Darmaningtyas, seorang pengamat pendidikan, berpendapat bahwa literasi jalanan adalah pengetahuan yang didapatkan melalui pengalaman langsung di lapangan. Dia menekankan pentingnya pendidikan yang lebih inklusif dan kontekstual yang mencakup literasi jalanan untuk membantu siswa lebih siap menghadapi realitas sosial dan ekonomi.

Siti Murbawani, seorang peneliti di bidang pendidikan, mengidentifikasi literasi jalanan sebagai bagian dari literasi budaya. Dia menyatakan bahwa literasi jalanan melibatkan pemahaman tentang norma-norma sosial dan budaya yang berlaku di lingkungan masyarakat tertentu, serta kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dalam konteks tersebut.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa literasi jalanan mencakup pengetahuan dan keterampilan praktis yang diperoleh melalui pengalaman langsung di masyarakat. 

Literasi ini melibatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi sosial yang kompleks, memahami norma-norma budaya, dan mengembangkan keterampilan hidup yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari. 

Integrasi literasi jalanan dalam pendidikan formal dapat membantu siswa lebih siap menghadapi tantangan kehidupan nyata dan menjadi individu yang lebih mandiri dan adaptif.

Frasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun