Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Kewarasan, Depresi Bukanlah Lubang Melainkan Terowongan Sinar Terang

21 Agustus 2023   18:42 Diperbarui: 21 Agustus 2023   18:48 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari itu, buku ini mengisahkan mengenai bagaimana perjalanan seseorang dalam menghadapi ekspektasi orang tua, permasalahan dengan pekerjaan, dan keluarga. Bahkan, perasaannya sendiri tak terurusi karena ambisi dari pada hal di atas.

Seorang anak akan sukses jika masuk kuliah hukum dan dokter, padahal itu ambisi sang ibu. Itu harus dilakukannya agar ia tidak menjadi anak durhaka, sehingga ia harus belajar, ikut privat, agar dapat bertahan di peringkat satu. Padahal, sejak SMP ia ingin menjadi reporter olahraga. Ia pun terpaksa menjalaninya, agar tidak menjadi beban sang ibu lantaran ayahnya kerap minum.

Saat ia menjadi dokter jaga bagian kejiwaan, salah satu pasiennya berumur 14 tahun dirawat di UGD lantaran mengalami gangguan pernafasan dan psikologis. Ia menangani dan menganilisis. Tak butuh lama, hanya 15 menit saja hasil analisis menunjukan bahwa remaja tersebut mengalami tekanan dan stress berat karena sedang musim ujian. Parahnya, begitu sang ibu mendekati, gejalanya akan timbul seperti berteriak, membaik, dan begitu seterusnya.

Saat sesi konsultasi dengan ibu dari gadis remaja itu, si ibu menyangkal bahwa itu hanya kepura-puraan sang anak. Lalu, menolaknya untuk rawat inap dan membuat gaduh rumah sakit. Kisah ini terdapat dalam bab Ambisi Orangtua dalam Sky Castle: Jangan Membebankan Ambisi Anda Pada Mimpi Anak Anda.

"Depresi, hasil yang baik adalah kebetulan, hasil yang buruk adalah kesalahanku," katanya dalam bab Pikiran Orang Depresi Mengalir Seperti Aliran Kegelapan (2021:6).

Orang yang depresi memiliki dua tolak ukur di dunia ini. Pertama, karena memiliki keluwesan dan fleksibilitas dalam berpikir, mereka dapat mengukur hasilnya dengan cukup baik. Kedua, mereka juga orang-orang yang menjadi batang besi dan memiliki standar yang sulit diubah, sehingga akan sangat melelahkan untuk diukur. Dengan begitu, perlunya mengumpulkan kembali energi.

Mengapa begitu? Penulis menyebut diantara orang yang terlihat bahagia atau energik, terdapat orang yang khawatir. Dia seperti udara karet yang terisi udara penuh, bergerak dengan gesit dan bertenaga, sulit untuk menangkap arah geraknya. Mental dan jasmani dituntut seimbang. Diperparah dengan perubahan perasaan ektrem yang muncul secara periodik yang seketika menjadi roller coaster.

Sebelum terlalu jauh menyelami buku ini, penulis pun meminta pembaca untuk melakukan tes diagnosis mandiri manic disorder dan tes diagnosisi mandiri depresi. Jika teman-teman pemasaran, maka buku ini jawabannya dari Depresi Berat Dibalik Topeng Kebahagiaan.

Kemudian, menjadikan Kesedihan Orang Yang Selamat caranya dengan melawan kesedihan yang dialami dan mencoba berbagi kepada teman dibanding memendamnya sendiri. melalui proses ini dapat mengetahui batasan arti kehidupan dan pertemanan agar tidak melulu memikirkan Bagaimana Cara Menenangkan Hati Yang Lelah Bagai Ingin Mati?

Simplenya, pastikan memiliki kedekatan dengan orang, meskipun jumlahnya hanya satu. Sehingga, saat dirimu sangat lelah dan menelepon teman, perlahan sakitmu akan berkurang.

Berikutnya, Untuk Kau yang Selalu Murung dan Sengaja Tidak Bahagia, ingat selama 365 hari hal apa yang terjadi padamu? Senyum dan pundakmu yang sedikit tertekuk dan naik menjadi penanda redupnya hidup. Kerasnya dunia yang kau emban itu pun dibarengi kekhawatiran dan skeptis yang berkepanjangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun