Angin yang menghunus tubuh, benar-benar sampai ke tulang. Pendopo yang terlihat kosong, akhirnya terisi oleh kami berdua. Suara gemerujuk air dari ngarai, sayup-sayup terdengar sampai di puncak. Jika menghadap ke depan, ada Lobang Japang, yang nanti bakal kami kunjungi juga.
Wisata ke lima yakni Rumah Inyiak. Nah, di sini teman-teman bisa memanjakan diri dengan rebahan di hammock yang terletak diantara pohon maupun yang berada di antara bulatan besi. Gimana ya deskripsiinnya, pokoknya itulah haha
Jika turun menulusuri jalan yang sudah disediakan, maka sampailah di Ngarai Sianok. Wisata ke-enam kami yang disuguhi dengan air jernih dan off road sepanjang ngarai. Tenang, kami tidak jadi main off road karena gerimis mengundang ditengaj kami mengisi kampung tengah dengan mi instan buatan warung uda di sana.
Seketika berhamburanlah anak-anak SMP yang sedang melakukan darma wisata di Ngarai Sianok. Mereka yang menghampiri kami di pendopo mengatakan peserta didik dari salahsatu SMP di Padang.
"Akak (red kaka) kelas berapa?" ucap seorang remaja laki-laki SMP. Seketika, aku dan adikku saling tatap dan ingin tertawa. Namun, yang keluar, "coba tebak kelas berapa?"
"Heee kau nih, ambo agih tau sama cewek kau nanti," kata seorang gadis yang menyebut dengan bahasa daerah dan juga didukung oleh gadis-gadis lainnya.
"Kenalan kan tak ada masalah," bela teman cowo satu lagi.
Ternyata, masa-masa remaja memang lucu. Rasanya, ingin kembali ke masa itu.
Gerimis tak kunjung reda. Bingung mau mengisi kampung tengah dengan apalagi, kami memutuskan untuk makan es krim, seperti pelajar SMP itu.