Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Kopi Ijo di Lereng Gunung Wilis, Bonus Air Terjun

22 Desember 2022   18:05 Diperbarui: 22 Desember 2022   18:14 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak perlu khawatir tentang harga. Paper cup tersebut terisi penuh dengan kopi yang dibandrol Rp5 ribu. Rasanya, tidak begitu pahit, menurutku. Tetap nyaman di lambung, nyatanya pagi-pagi perutku tidak berkontraksi. Biasanya kalau tidak cocok minum kopi, pasti pagi hariku setelah bangun tidur akan bermasalah.

Kami sengaja tak memesan makan, lantaran si dede sudah membawa bekal yang ia siapkan sendiri. Ada telur dan ikan bandeng. Sedaaap sekali rasanya dan ingin mengulang moment itu lagi jika ada kesempatan.

Mengingat hari kian larut, kami memutuskam untuk kembali ke tenda. Awalnya sunyi tak ada yang berisik. Hanya terdengar sayup-sayup suara gitar dari pos penjaga. Aku mencoba ke sana, lalu Risma pun mengikuti. Sengaja, bergabung dengan wisatawan berbeda daerah adalah jalan ninja dari setiap perjalanan. Sekaligus mengenalkan padanya arti sebuah perjalan. Jiaaah macam betul ajalah aku nih ya haha

Tak lupa menyolokkan cas, lantaran hp ku low bat. Meski tak banyak berisi, namun jadilah untuk menyimpan daya dan mengabadikan moment di pagi hari.

Dede izin balik ke tenda. Tak berapa lama, ia datang dan berbisik, "Dompet dan uangku gada."

"Ha?! Seriusan?" kataku sambil lari menuju tenda. Asli, panic attack hamba, karena uang gajinya dibawa semua. Lalu, memeriksa.

Rupanya, ia salah letak. Syukur deh. Mengetahui hal itu, aku yang meninggalkan hp di pos lalu berlari mengambil dan bergegas ke tenda. Menyudahi malam dengan drama dan nyanyian.

Anehnya, tidurku tidak nyenyak. Entah lantaran karena gerimis takut banjir atau karena kedinginan yang padahal badanku telah dilapisi dua pakaian dan jaket serta selimut.

Sesekali aku menggigil lalu mengoleskan minyak telon kemudian tidur dengan posisi meringkuk. Jika sudah berasa dingin, aku dekatkan badanku ke dede supaya terasa hangat. Maafkan aku yang lasak yaaaa

Penghuni baru di depan tenda kami yang didominasi bocil teramat berisik. Mereka asik mendendangkan lagu yang diiringi dua pemain gitar. Padahal disekitar tenda lain adem ayem dan tenang. Mungkin, inilah yang dinamakan harus menyatu dengan alam dan siapapun.

Tidur ayamku pun mengantarkan pada fajar yang telah ditandai dengan kumandang adzan. Kamar mandi dan toilet umum mulai ramai. Pengunjung yang muslim menjalankan ibadah subuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun