Mohon tunggu...
Sofia Grace
Sofia Grace Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga yang hidup bahagia dengan suami dan dua putrinya. Menggeluti dunia kepenulisan sejak bulan Oktober 2020. Suka menulis untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Berharap semoga tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salah Asuhan (1)

31 Juli 2022   12:30 Diperbarui: 31 Juli 2022   12:31 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eyang, aku sudah pulang," ucap Sonny tak bersemangat.

Wajahnya datar-datar saja, tanpa ekspresi. Penampilan pemuda itu memang tak menyolok untuk ukuran laki-laki berusia sembilan belas tahun. Badannya tinggi kurus. Kulitnya kuning langsat. Wajahnya persegi. Tidak tampan juga tidak jelek. Standarlah. Kacamata minus yang agak tebal bertengger di atas hidungnya. Menutupi sorot matanya yang acuh tak acuh.

Ya, cucu kesayanganku ini memang tidak ekspresif. Dia cenderung pendiam dan selalu asyik dengan ponselnya. Aku tak mempermasalahkannya. Selama Sonny bisa hidup nyaman bersamaku di rumah ini, hatiku merasa bahagia.

"Kamu lapar ya, Son?" tanyaku penuh kasih sayang. "Tadi Eyang sudah minta Mbak Warni buatin ayam goreng krispi untukmu. Sepertinya sudah matang. Sebentar Eyang lihat dulu di dapur. Kamu tunggu di sini, ya."

Cucuku mengangguk pelan. Dia sudah duduk di atas meja makan dan seperti biasa asyik dengan ponselnya. Entah game apa yang dimainkannya. Aku tak mengerti. Pun tak mau ambil pusing. Yang penting Sonny senang, sehat, dan tak pernah membuat masalah.

Aku berjalan perlahan-lahan menuju ke dapur. Langkah kakiku memang sudah tak selincah dulu. Maklum umurku sekarang menjelang delapan puluh dua tahun. Tapi kondisi tubuh ini yang termasuk sehat untuk ukuran orang seusiaku membuatku sudah sangat bersyukur.

"Warni, apa kamu sudah selesai menggoreng ayamnya?" tanyaku pada pembantu rumah tangga kami.

Perempuan bertubuh tinggi besar yang telah tiga tahun menemaniku tinggal di rumah ini menoleh. Parasnya tampak tidak suka. Aku tak mempedulikannya. Kutanyakan lagi tentang ayam goreng krispi yang merupakan menu favorit cucuku tercinta.

"Sudah matang, Bu. Ada enam potong," jawab pembantuku itu singkat.

"Kalau begitu kamu ambil dua potong buat makan siang sama malam, War," kataku. "Sisanya nanti buat Sonny semua."

"Lho, terus Ibu makan apa? Itu empat potong ayam kan kebanyakan buat Sonny. Ibu ambil dua potong untuk dimakan sendiri saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun