Begitulah teriakan-teriakan Bella pada kedua anak perempuannya. Kepalanya pening. Pundak dan punggungnya kaku sekali. Dadanya sesak. Napasnya sampai ngos-ngosan. Ingin rasanya dia pergi meninggalkan rumah ini. Pergi sendiri. Tanpa anak-anak dan suami.
Tapi hari sudah gelap. Dia keder juga menyetir sendirian. Apalagi emosinya sedang meledak-ledak saat ini. Takut kalau dia nanti justru kenapa-napa di jalan. Malah bikin susah!
Dua anak Bella tak bersuara. Pun tak menangis. Tapi paras dua anak itu jelas ketakutan. Mereka tadi memang bertengkar karena rebutan boneka Elsa Frozen. Sekarang boneka cantik bergaun biru itu tergeletak tak berdaya di atas lantai. Tak ada yang berani menyentuhnya.
Braaakkk!
Terdengar suara pintu kamar dibanting. Sosok Bella sudah menghilang di balik pintu itu. Begitu ibu mereka sudah tak kelihatan, anak-anak itu mulai menangis. Fajar mendekati kedua putrinya. Dia duduk di atas sofa sambil memangku anak bungsunya. Sedangkan si sulung diajaknya duduk persis di sebelahnya.
Dielus-elusnya kepala kedua buah hatinya itu. "Sudah, sudah. Nggak apa-apa. Mama itu kecapekan, karena setiap hari kan kerja terus ngurusin rumah, Papa, sama kalian. Makanya kalian jangan bertengkar terus. Berisik, Sayang. Hidup yang rukun. Kan saudara. Main sama-sama. Jangan rebutan...."
Dipeluknya kedua gadis kecilnya dengan penuh kasih sayang. Dikecupnya ubun-ubun mereka. Terlihat sekali betapa laki-laki itu begitu mengasihi anak-anaknya.
Beberapa saat kemudian mereka makan malam bersama di meja makan. Setelah itu Fajar menyuruh anak-anaknya bermain kembali, sedangkan dia sendiri mencuci perlengkapan makan yang kotor.
Selanjutnya laki-laki itu mencari sesuatu di dalam kotak obat dan membawanya  masuk ke dalam kamar tidurnya. Terlihat olehnya Bella tengah berbaring telentang di atas ranjang sambil memejamkan mata. Tapi kedua kakinya bergerak-gerak, menunjukkan bahwa wanita itu belum tidur.
"Mama lagi nggak enak badan?" tanya Fajar lembut. "Sini Papa kerokin. Sudah ambil minyak kayu putih sama koin, lho."
Sang istri membuka mata. Wajahnya tersenyum senang. Yah, beginilah memang karakter suami yang dicintainya ini. Kelihatannya cuek, dingin, dan pendiam. Tapi di saat-saat Bella mengalami kelelahan fisik dan mental, Fajar selalu muncul menunjukkan perhatiannya. Wanita itu merasa bersyukur sekali.