Mohon tunggu...
Sofia Grace
Sofia Grace Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga yang hidup bahagia dengan suami dan dua putrinya. Menggeluti dunia kepenulisan sejak bulan Oktober 2020. Suka menulis untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Berharap semoga tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta yang Mengampuni (2)

30 Juli 2022   08:57 Diperbarui: 30 Juli 2022   08:59 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya menolak pada waktu itu...," desis Lana getir. Kesedihan terpancar dari sorot matanya yang bening.

"Ya, kamu menolaknya. Kemudian aku mengambil cutter dan mengancam akan melukai pergelangan tanganku sendiri apabila kamu tidak mengabulkan permohonanku. Aku berkata bahwa tidak masalah aku mati, toh sudah kehilangan suami yang berarti segalanya bagiku. Tapi kamu bisa kehilangan anak dan masa depanmu karena akan dituduh sebagai pembunuhku. Saat itu ayahku masih hidup. Dengan kekuasaan yang dimilikinya, beliau mampu membalikkan keadaan dan menyeretmu sebagai tertuduh. Dirimu akan kehilangan segala-galanya dan menghabiskan sisa hidupmu di penjara. Masa depan anakmu akan suram karena mempunyai ibu yang seorang pembunuh...."

Lana menggenggam tangannya kuat-kuat. Ingin rasanya ditinjunya perempuan yang dulunya berhati sangat jahat itu. Seketika gadis itu tercenung. Dulu...ya, dulu. Sekarang Bu Mia sudah bertobat karena menderita penyakit kritis. Wajahnya pucat, tubuhnya kurus sekali dan tampak ringkih. Lana menghela napas panjang. Dia menyadari kesalahan tidaklah sepenuhnya berada pada diri wanita ini. Bagaimanapun pada waktu itu dia masih berstatus sebagai istri sah Pak Budiman. Meskipun mereka sudah setahun tidak tinggal serumah, secara hukum posisinya masih lebih kuat daripada dirinya yang hanya berstatus kekasih.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun