Mohon tunggu...
Sofia Grace
Sofia Grace Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga yang hidup bahagia dengan suami dan dua putrinya. Menggeluti dunia kepenulisan sejak bulan Oktober 2020. Suka menulis untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Berharap semoga tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Mengampuni (1)

29 Juli 2022   23:26 Diperbarui: 29 Juli 2022   23:27 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perempuan penerima tamu itu segera beranjak menuju kelas tempat Lana berada. Tak lama kemudian dia kembali ke lobby dan dengan ramah mempersilakan tamu itu mengikutinya untuk menemui Lana.

"Langsung masuk saja, Bu. Lan Laoshi sudah menunggu di dalam."

"Terima kasih."

Perempuan bertubuh tinggi semampai itu lalu meninggalkan tamunya dan menuju kembali ke lobby.

Dengan perasaan campur aduk, wanita yang mengaku bernama Wuri itu membuka perlahan pintu di depannya. Seorang gadis cantik bangkit berdiri dari tempat duduknya. Ekspresi wajahnya tampak luar biasa terkejut melihat kehadiran 'Bu Wuri'.

"Bu Mia!" seru gadis itu lantang.

"Halo, Lana. Apa kabar? Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Kamu kelihatan semakin cantik dan matang."

"Ada keperluan apa Ibu datang mencari saya? Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak saling berhubungan lagi?"

Perempuan yang rupanya bernama Mia itu berjalan mendekati Lana yang tampak tidak nyaman berjumpa kembali dengannya.

"Boleh saya duduk di sini? Ada hal penting yang harus saya ceritakan dan tidak akan memakan waktu lama. Tenanglah, Lana. Kalau tidak dalam keadaan terdesak, saya tidak mungkin datang merepotkanmu."

Lana melihat kesungguhan dari ucapan tamunya itu. Ia mengangguk menyetujui permintaan Bu Mia untuk duduk di salah satu bangku di barisan depan. Ia lalu mengambil kursi dan meletakkannya persis di depan perempuan itu. Kini kedua wanita berbeda generasi itu duduk berhadapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun