Mohon tunggu...
Sofia Grace
Sofia Grace Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga yang hidup bahagia dengan suami dan dua putrinya. Menggeluti dunia kepenulisan sejak bulan Oktober 2020. Suka menulis untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Berharap semoga tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Petuah Eyang (2)

28 Juli 2022   21:22 Diperbarui: 28 Juli 2022   21:30 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apa maksudmu?"

"Ayah kandungku adalah...Om Teddy...."

Mataku terbelalak, seakan-akan hendak melompat keluar dari tempatnya. Dadaku terasa sakit sekali bagaikan habis dihantam godam yang sangat berat. Napasku terasa sesak. 

Ya, Tuhan! Ayah kandung Martha adalah...ayahku sendiri! Dunia serasa runtuh dan jatuh berkeping-keping di hadapanku.

***

Martha menurunkan diriku kembali ke rumah dan dia pergi entah kemana untuk menenangkan hatinya. Sepeninggal adik sepupu yang kini berubah statusnya menjadi adik kandungku itu, suami Tante Karin yang biasa kupanggil dengan sebutan Om Guntur itu mendatangi rumahku dengan amarah yang berkobar-kobar. Ia bermaksud untuk mencari ayahku, laki-laki yang telah menghancurkan rumah-tangganya. 

Om Guntur tidak datang sendirian. Ia membawa Tante Karin dan diseretnya istrinya itu dengan kasar memasuki rumahku bagaikan anjing jalanan. Begitu Papa menampakkan batang hidungnya, pamanku itu langsung memaki-maki dan menyumpah-nyerapahinya.

Papa luar biasa terkejut, tidak menyangka bahwa perbuatan tercela yang dilakukannya bersama kakak iparnya belasan tahun yang lalu itu akhirnya terbongkar juga. Ia mengucapkan kata maaf berkali-kali, tetapi Om Guntur yang sudah seperti orang kesetanan itu justru menghajarnya bertubi-tubi. 

Oleh karena perasaan bersalahnya, ayahku sama sekali tidak membalas. Ia menerima dengan pasrah hukuman yang memang layak diperolehnya itu. Dan pria yang dahulu menjadi panutan bagiku itu tercengang tidak percaya begitu diberitahu bahwa Martha adalah anak kandungnya.

Rupanya Tante Karin benar-benar pandai menyimpan rahasia ini begitu lama. Pantas Martha secara fisik begitu mirip denganku. Ternyata dia adalah adik kandungku sendiri! Ibunya pun memberinya nama Martha, tokoh dalam kitab suci yang merupakan saudara kandung Maria, tokoh yang namanya disematkan pada diriku oleh Mama.

"Maria dan Martha...,"desisku menggigil. Betapa hebatnya tanteku selama ini memainkan perannya yang apik sebagai anak yang membanggakan bagi Eyang, saudara kandung yang baik bagi Mama, istri yang rupawan bagi suaminya, dan ibunda yang hebat di mata anaknya. Tak disangka kedoknya itu pada akhirnya terbongkar oleh pengakuannya sendiri!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun