Mohon tunggu...
Sofia Grace
Sofia Grace Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga yang hidup bahagia dengan suami dan dua putrinya. Menggeluti dunia kepenulisan sejak bulan Oktober 2020. Suka menulis untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Berharap semoga tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panas (2)

27 Juli 2022   16:02 Diperbarui: 27 Juli 2022   16:03 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukankah sudah kukatakan bahwa dia yang menggodaku! Laki-laki itu datang membawa kue buatan istrinya untuk diberikan kepadamu. Katanya Ria sedang memandikan anaknya di rumah. Kuterima dengan baik dan kuletakkan di atas meja. Eh, tiba-tiba dia memelukku dari belakang dan menciumiku...," sanggah Hesty.

"Dan ketika aku turun dari lantai dua, kulihat dirimu berciuman mesra dengannya dimana posisi tubuh kalian saling berhadapan," sela Lisa dengan nada suara menghakimi.

Sang kakak tertunduk malu. Wajahnya merah padam. "Aku...aku tidak menyadari perbuatanku. Aku sungguh terlena. Lelaki itu sungguh pandai memperlakukan wanita. Aku...aku sudah lama sekali tidak mendapatkan perlakuan seperti itu dari Mas Ridwan...," kata perempuan bertubuh tinggi langsing dan berambut panjang hitam legam itu. Lalu tangisnya pecah dan dia duduk terkulai di kursi. Ditutupnya wajahnya dengan kedua tangannya. Ia menangis tersedu-sedu.

Hati Lisa luluh seketika. Ia hampir saja memeluk Hesty ketika tiba-tiba ponselnya berdering dan muncul nama Ria di layarnya. "Hai, bagaimana rasanya kue buatanku kali ini?" tanya suara di seberang sana riang.

"Belum kucicipi, Say. Tapi bentuknya menarik dan baunya harum. Maaf, ada yang harus kukerjakan sekarang. Nanti kutelepon balik, ya. Bye," ucap Lisa memutuskan pembicaraan.

Selanjutnya ia mengarahkan pandangannya ke arah kakaknya tadi duduk. Hanya tampak seonggok kursi kosong. Mungkin Kak Hesty merasa tidak enak mendengar Ria menelepon tadi, batinnya.

Tiba-tiba terdengar suara pagar rumah didorong dari luar. Lisa segera beranjak ke luar rumah menyambut kepulangan suaminya dari kantor.

***

"Lalu bagaimana kejadian selanjutnya?" tanya psikiater setelah mendengarkan kisah pertengkaran si pasien dengan kakak kandungnya dua tahun yang lalu.

"Kak Hesty masih tinggal di rumah saya sekitar dua mingguan. Kemudian dia pamit untuk pindah ke rumah kos dekat showroom mobil tempatnya bekerja sebagai staf akunting. Teman saya yang bekerja di sana memberitahukan adanya lowongan itu dan syukurlah kakak saya diterima karena latar belakangnya dulu di bidang pekerjaan yang sama sebelum menikah," papar Lisa.

"Selanjutnya hubungan kalian bagaimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun