"Hmm...apa, ya?"
"Punuk!"
"Pintar, Kakak. Nah, gunanya punuk itu untuk apa?"
Kedua buah hati Miska itu sama-sama terdiam. Raut wajah mereka mengerut seolah-olah sedang berpikir keras. "Nyerah deh, Ma," seru Uvi pasrah. "Eci juga nggak tau," ucap si bungsu polos.
"Kalau pada nggak tahu semua, berarti Mama udah selesai ya, bopong Adik," ujar Miska cerdik seraya menurunkan Eci diatas tempat tidur. Ia mengambil napas panjang dan menegakkan punggungnya yang terasa penat.
Kemudian dijawabnya sendiri pertanyaannya tadi, "Unta itu menyimpan lemak di dalam punuknya. Kalau dia merasa haus, lemak itu bisa diubahnya menjadi air. Ayo anak-anak, sudah waktunya mandi."
Kedua bocah yang menggemaskan itu segera berlari menuju ke kamar mandi. Mereka berteriak-teriak kegirangan, "Mau main dulu, Ma!"
Sang ibunda sekali lagi meluluskan permintaan mereka. Ia merasa senang melihat anak-anaknya bermain dengan rileks dan gembira seperti ini setelah selama hari Senin sampai Jumat disibukkan dengan kegiatan sekolah online dan tugas-tugas akibat pandemi corona.
Di dalam kamar mandi terdapat dua buah gayung kecil yang dapat dipakai oleh masing-masing anak supaya tidak berebut. Uvi dan Eci mengisi gayung-gayung itu dengan air lalu menuangkan sampo dan sabun cair sedikit ke dalamnya. Kemudian mereka mengaduk-aduknya dengan tangan.
Uvi berseru, "Mama, lihat! Warna merah dicampur dengan kuning ternyata menjadi oranye. Keren ya, Ma."
Adiknya menyela tidak mau kalah, "Warna kuning dicampur dengan biru menjadi hijau, Ma."