"Anak-anak  rupanya sedang memberi kesempatan kita untuk berdua saja ... " ucap Bu Maryam. Sekilas muncul mimik kecewa muncul di wajahnya.
Langit penuh bintang, meski di kejauhan terdengar suara kembang api sesekali.
Rencana bakar jagung  urung.
"Pak, apa yang paling kamu doakan selama ini?" tanya Bu Maryam sambil menyeruput teh hangatnya.
Pak Frenzy terdiam sejenak. "Aku cuma mau Allah kasih kita umur panjang, biar bisa ngelihat cucu-cucu sampai mereka besar. Dan satu lagi..."
"Apa, Pak?"
"Biar kamu nggak pernah berhenti masak rendang. Karena itu bukti cinta yang nyata."
Mereka tertawa terbahak-bahak. Bu Maryam mencubit lengannya lagi.
"Pak Frenzy, kalau urusan rendang aja dibawa ke doa, gimana kita mau serius minta surga?"
Pak Frenzy mengusap lengannya. "Bu, rendang itu tanda surga kecil di bumi. Kamu masak, aku yang makan. Allah yang ngatur, kita syukur."
"Pak-Pak, belum tidur, kok sudah ngelindur !"