"Yah, kan siapa tahu. Sekalian doa supaya cucu-cucu kita nggak kebanyakan main game. Kayalk Kakeknya"
Mereka tertawa kecil.
***
Setengah jam berlalu. Isi ceramah itu menyentuh hati Bu Maryam. Ia mencubit lengan suaminya. "Pak, ustaz bilang kalau kita yakin Allah akan kabulkan doa-doa kita, maka Allah akan mendekatkan hal itu. Tapi, tentu, harus ada usaha."
Pak Frenzy membuka sebelah mata. Bantal ditekuk, untuk meninggikan  posisi kepalanya, kini bisa lebih jelas melihat TV.
"Jadi, maksudnya, kalau aku yakin Ibu nggak akan masak sayur asem hari ini, itu bakal terkabul?"
Bu Maryam melotot. "Kamu sangka aku nggak masak karena malas?"
"Nggak, Bu. Aku sangka kamu bakal masak rendang! Yakin betul aku." Ia tertawa terbahak.
Bu Maryam melempar bantal ke arah suaminya, tetapi senyum di wajahnya tak hilang.
"Kalau kamu terlalu yakin, nanti malah harus masak sendiri, lho!"
***