Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Iblis Tersenyum Saat Manusia Terjerat Hasad dan Kesombongan

8 Oktober 2024   01:51 Diperbarui: 15 Oktober 2024   20:40 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan  |  Iblis Tersenyum: Saat Manusia Terjerat Hasad & Kesombongan

DikToko
(Soetiyastoko)

Di ruang keluarga yang luas dengan jendela besar menghadap ke taman belakang, Kakek duduk di kursi goyang kayu jati favoritnya. Di hadapannya, lima cucu dari dua anaknya berkumpul. Atas undangan Teddy.

Mereka adalah Hasan, Malik, dan Fatimah, yang sudah lulus dari pesantren terkenal. Mereka  cucu dari anak kedua.
Sedangkan Teddy dan Renny, lulusan luar negeri yang lebih banyak berkecimpung di dunia modern dan hiburan. Ayahnya seorang politisi yang sering tampil di televisi. Renny yang juga artis, bahkan baru saja dilantik sebagai anggota dewan.

Wajah Renny masih dipoles riasan yang sempurna, belum terusak keringat. Sangat kontras dengan penampilan sederhana Fatimah. Berhijab hitam.

"Kakek, Renny sekarang sudah jadi wakil rakyat, lho," ucap Teddy, tersenyum lebar. "Masa nggak bangga?"

Kakek tersenyum tipis, lalu menatap cucu-cucunya satu persatu.

"Bangga itu boleh, tapi jangan sampai berlebihan. Jangan mudah terpesona atau terkagum-kagum dengan jabatan diri sendiri atau pencapaian duniawi."

Renny mengerutkan kening. "Tapi, Kek, kalau kita nggak pamer pencapaian, bagaimana orang bisa tahu apa yang sudah kita capai? Kan sebagai wakil rakyat, aku harus dikenal."

Hasan, yang lebih tenang, menimpali, "Tapi Kak Renny, Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya seberat biji sawi.' (HR. Muslim)."

Fatimah, yang duduk di samping Hasan, menambahkan, "Sombong itu, Kak, bisa muncul dari kebanggaan diri yang berlebihan. Kita harus selalu ingat bahwa apa yang kita miliki sekarang hanyalah titipan Allah."

Renny menghela napas, merasa sedikit terpojok. "Tapi kan aku berusaha keras untuk sampai di titik ini. Apakah salah kalau aku merasa bangga?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun