Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Rujak Berulat

3 Oktober 2024   13:42 Diperbarui: 3 Oktober 2024   19:40 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Irma, membaca pesan WA,  "Irma  tolong bantu kami yaa, untuk satu kasus saja. Firma Hukum kita sedang kebanjiran order. Jangan ditolak, yaa ...".

Pesan itu dari Pak Rahmat. Profesor yang dulu  membimbingnya praktek pengacara.

***

Di atas mobil yang dikendarainya, Irma ingat, beliau-lah yang men-talangi saat membeli si hitam ini. Beliau melarang Irma, kredit. Riba, katanya.
Lalu dicicil dari honor pengurusan perkara sengketa.

"Mungkin ini saatnya kembali
menemuni profesinya. Bukan mungkin, tetapi harus", itu kata hati Irma.

***

Setelah anak-anak naik mobil jemputan,  Irma bergegas dengan si Hitam mulus.

SUV itu meluncur ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Irma bertekad mendaftarkan gugatan cerai dari Fikri. Suaminya yang ganteng itu.

Tamat.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun