Kau sungguh terlalu,
biarkanku
resah-gelisah
digelombang-badai
penantian
Waktu berjalan dan aku tak ingin ketinggalan. Salahkah telah ku-iya-kan -yang- dengan mesra menjemputku jelajahi masa ? Dan kini, memberiku cucu.
(Sejujurnya, hingga kini senyum-mu sering mengunjungi-ku. Maaf, telah kularang diri-ku dari kangen lagi, kepada-mu. Meski kenangan tentang-mu terpatri di sudut benak-ku, seperti tahi lalat menghias wajah.Â
Tolong jangan ganggu, aku.Â
Semoga kau berkesempatan baca tulisan ini. Tks.)
--------------
Bumi  Puspita Asri, Pagedangan, BSD, Jumat 17/03/2023 04:06:12
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H