Soetiyastoko | TPST 3 R PAGUYUBAN BPA , CONTOH NYATA KEPEDULIAN SOSIAL
Kepeloporan, kepedulian sosial & lingkungan, harus terus ditumbuhkan dalam setiap komunitas, TPST 3R PBPA contoh nyata.
Salah satu cara menuju Indonesia Emas 2045, minus skandal jamaah koruptor. Mungkin-kah ?
Upaya masyarakat komunitas warga BUMI PUSPIPTEK ASRI untuk mendirikan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu dengan pola Re-Use, Re-Cycle, Re-duce (TPST 3R), adalah wujud nyata dari sikap KEMANDIRIAN, KEBERSAMAAN, DAN KEBERLANJUTAN.
Gerakan positif ini tentu dipicu oleh para tokoh penggerak yang ada dilingkungan perumahan Bumi Puspiptek Asri, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang.
Sikap cepat tanggap para tokoh penggerak, disambut positif oleh warga yang peduli.
Ada masalah bersama yang tiba-tiba muncul dan harus ditanggulangi secara bersama-sama.
Akhir Oktober 2022, Paguyuban BPA (PBPA) bergerak cepat merespon isu pengelolaan sampah rumah tangga.
Hal ini dipicu dengan adanya ketidaksanggupan pengelola sampah sebelumnya, untuk melanjutkan kegiatannya per 1 Januari 2023.
Artinya TPST eksisting akan berhenti melayani warga BPA.
Isu sampah telah menjadi isu yang komplek, berkembang di Perumahan Bumi Puspiptek Asri (BPA).
Disadari, bahwa bila tidak di atasi, sampah-sampah itu nantinya berpotensi menjadi masalah kebersihan, keindahan terutama kesehatan.
Para tokoh yang tersentuh dan terpanggil kesadaran sosialnya, langsung mempelopori gerakan positif.
Melalui Paguyuban Bumi Puspiptek Asri (PBPA), berinisiatif melakukan gerakan antisipatif, melibatkan Pengurus RW dan RT Lintas Sektor di Perumahan BPA.
Bersepakat untuk segera mendirikan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang baru berkonsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) .
Pembiayaannya secara swadaya dari warga dengan moto: dari, untuk, dan oleh kita.
(Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan adanya donasi, partisipasi, jariah dari pihak lain, sepanjang tidak mengjkat atau menghendaki imbal balik/keuntungan moril atau materil atau-pun politik).
Upaya swadaya pengelolaan sampah ini, sekaligus bentuk nyata peran aktif masyarakat BPA, untuk membantu meringankan beban pemerintah daerah Kabupaten Tangerang, dalam pengelolaan sampah rumah tangga .
Manajemen TPST 3R RTH PBPA melibatkan personal berjiwa sosial, berdedikasi dan daya juang tinggi, lengkap dengan kompetensi yang mumpuni.
Dipastikan dalam aktivitas ini para pengurus, aktivis yang ada dalam struktur menejemen atau pun pendukung, dalam kegiatan ini TIDAK SEDANG MENCARI UANG UNTUK KEPERLUAN PRIBADI, semata-mata aktivitas sosial. Jariah.
Sebagaimana kontribusi nyata dari semua warga PBPA, berupa berbagai bahan bangunan, barang-barang pendukung lainnya.
Termasuk dana, tenaga dan pemikiran .
Gotong-royong pun rutin dilakukan sehingga mempercepat proses perwujudannya.
(Menyimak paragraf-paragraf di atas, menepis keraguan dan sikap yang mempertanyakan: "Benarkah masih ada orang yang mau tulus berjariah tanpa pamrih ?!" Terbukti masih amat banyak, dibanding orang yang rakus dan korup. Alhamdulillah)
Lokasi TPST 3R PBPA dipilih dengan mempertimbangkan letak yang strategis seperti berada di luar zona tempat tinggal, di area yang jarang dilewati warga. Memiliki akses, dan perkiraan dampak yang minimal terhadap masyarakat.
Terutama meminimalisir penumpukan dan gangguan bau tidak sedap. Oleh karena itu, TPST 3R didesain dengan sistem yang rigid.
Proses pengelolaan sampah dimulai pemilahan dari rumah setiap warga BPA.
Terhadap sampah organik dilakukan pengomposan dan alternatif lain seperti pemanfaatan maggot.
Sedangkan terhadap sampah anorganik, terutama plastik dilakukan pencacahan menggunakan mesin dengan sumber energi dari panel surya.
Adapun sampah yang tidak bisa lagi di reuse atau di recycle dilakukan pemusnahan sistem incinerator.
Sistem incenerator tersebut didesain berdasarkan ide dan inovasi warga Paguyuban BPA serta direalisasikan seutuhnya oleh Bapak Teteng Sobandi dan Bapak Jaja Sukmana, bersama tim pekerja bangunan. Didukung warga BPA.
Tentu hasil karya menjadi lebih baik, sebab mereka berdua-lah yang juga telah berpengalaman mewujudkan TPST, yang akan dinonaktifkan, di lingkungan BPA.
TPST 3R berdiri di lahan Ruang Terbuka Hijau, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Perumahan Bumi Puspiptek Asri.
Perumahan yang pendiriannya atas ide dan inisiatif Menteri Riset & Teknologi BJ Habibie di jaman pemerintahan Orde Baru.
Beliau terkenal cerdas dan memiliki visi ke depan yang luar biasa.
Beliau menyadari, bahwa para ilmuwan Indonesia, terutama yang berada dibawah kendalinya. Mereka harus memiliki tempat tinggal yang layak, sehingga dapat fokus mencurahkan segenap tenaga dan pikiran-nya, bagi kemajuan Ris-Tek di Indonesia.
Atas dasar itu pula-lah, Perumahan Bumi Puspiptek Asri dilengkapi lahan Fasos & Fasum yang relatif luas. Untuk sarana penunjang berbagai aktivitas dan kenyamanan bersama.
Munculnya tokoh-tokoh penggerak di Paguyuban BPA yang "sepi ing pamrih, rame ing gawe" tak lepas dari bagian terwujudnya harapan Bapak BJ Habibie, yang juga Presiden Indonesia ke 3.
Bila disetiap lingkungan tumbuh tokoh-tokoh penggerak yang menginisiasi kebaikan-kebaikan. Mengatasi masalah bersama secara bersama-sama. Tentu cita-cita Indonesia emas 2045, akan lebih mudah terwujud !
Pastikan setiap kita adalah bagian dari solusi ; bukan jadi sumber masalah.
(Terdiri dari dua artikel bersambung. Bagian 2. terbit berikutnya. Tks.)
--oo000oo--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H