(Menyimak paragraf-paragraf di atas, menepis keraguan dan sikap yang mempertanyakan: "Benarkah masih ada orang yang mau tulus berjariah tanpa pamrih ?!" Terbukti masih amat banyak, dibanding orang yang rakus dan korup. Alhamdulillah)
Lokasi TPST 3R PBPA dipilih dengan mempertimbangkan letak yang strategis seperti berada di luar zona tempat tinggal, di area yang jarang dilewati warga. Memiliki akses, dan perkiraan dampak yang minimal terhadap masyarakat.
Terutama meminimalisir penumpukan dan gangguan bau tidak sedap. Oleh karena itu, TPST 3R didesain dengan sistem yang rigid.
Proses pengelolaan sampah dimulai pemilahan dari rumah setiap warga BPA.
Terhadap sampah organik dilakukan pengomposan dan alternatif lain seperti pemanfaatan maggot.
Sedangkan terhadap sampah anorganik, terutama plastik dilakukan pencacahan menggunakan mesin dengan sumber energi dari panel surya.
Adapun sampah yang tidak bisa lagi di reuse atau di recycle dilakukan pemusnahan sistem incinerator.
Sistem incenerator tersebut didesain berdasarkan ide dan inovasi warga Paguyuban BPA serta direalisasikan seutuhnya oleh Bapak Teteng Sobandi dan Bapak Jaja Sukmana, bersama tim pekerja bangunan. Didukung warga BPA.
Tentu hasil karya menjadi lebih baik, sebab mereka berdua-lah yang juga telah berpengalaman mewujudkan TPST, yang akan dinonaktifkan, di lingkungan BPA.
TPST 3R berdiri di lahan Ruang Terbuka Hijau, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Perumahan Bumi Puspiptek Asri.
Perumahan yang pendiriannya atas ide dan inisiatif Menteri Riset & Teknologi BJ Habibie di jaman pemerintahan Orde Baru.