Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Soetiyastoko | TPST 3 R Paguyuban BPA, Contohnya Nyata Kepedulian Sosial

17 Januari 2023   23:52 Diperbarui: 18 Januari 2023   00:30 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Soetiyastoko  | TPST 3 R PAGUYUBAN BPA , CONTOH NYATA KEPEDULIAN SOSIAL

Kepeloporan, kepedulian  sosial & lingkungan, harus terus ditumbuhkan dalam setiap komunitas, TPST 3R PBPA contoh nyata.

Salah satu cara menuju Indonesia Emas 2045, minus skandal jamaah koruptor. Mungkin-kah ?

Upaya masyarakat komunitas warga BUMI PUSPIPTEK ASRI  untuk mendirikan   Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu dengan pola Re-Use, Re-Cycle, Re-duce (TPST 3R), adalah wujud nyata  dari sikap KEMANDIRIAN, KEBERSAMAAN, DAN KEBERLANJUTAN.

Gerakan positif ini tentu dipicu oleh para tokoh penggerak yang ada dilingkungan perumahan Bumi Puspiptek Asri, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang.

Sikap cepat tanggap para tokoh penggerak, disambut positif oleh warga yang peduli.

Ada masalah bersama yang tiba-tiba muncul dan harus ditanggulangi secara bersama-sama.

Akhir Oktober 2022, Paguyuban BPA (PBPA) bergerak cepat merespon isu pengelolaan sampah rumah tangga.

Hal ini dipicu dengan adanya ketidaksanggupan pengelola sampah sebelumnya, untuk melanjutkan kegiatannya per 1 Januari 2023.

 Artinya TPST eksisting akan berhenti melayani warga BPA.

Baca juga: Puisi: Blasteran

Isu sampah telah menjadi isu yang  komplek, berkembang di Perumahan Bumi Puspiptek Asri (BPA).

Disadari, bahwa bila tidak di atasi, sampah-sampah itu nantinya berpotensi menjadi masalah kebersihan, keindahan terutama kesehatan.

Para tokoh yang tersentuh dan terpanggil kesadaran sosialnya, langsung mempelopori gerakan positif.

Melalui Paguyuban Bumi Puspiptek Asri (PBPA), berinisiatif melakukan gerakan antisipatif, melibatkan Pengurus RW dan RT Lintas Sektor di Perumahan BPA.

Bersepakat untuk  segera  mendirikan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang baru  berkonsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) .

Pembiayaannya secara swadaya dari warga dengan moto: dari, untuk, dan oleh kita.

(Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan adanya donasi, partisipasi, jariah dari pihak lain, sepanjang tidak mengjkat atau menghendaki imbal balik/keuntungan moril atau materil atau-pun politik).

Upaya swadaya pengelolaan sampah ini, sekaligus bentuk nyata peran aktif masyarakat BPA, untuk membantu meringankan beban pemerintah daerah Kabupaten Tangerang, dalam pengelolaan sampah rumah tangga .

Manajemen TPST 3R RTH PBPA melibatkan personal berjiwa sosial, berdedikasi dan daya juang tinggi, lengkap dengan kompetensi yang mumpuni.

Dipastikan dalam aktivitas ini para pengurus, aktivis yang ada dalam struktur menejemen atau pun pendukung, dalam kegiatan ini TIDAK SEDANG MENCARI UANG UNTUK KEPERLUAN PRIBADI, semata-mata aktivitas sosial. Jariah.

Sebagaimana kontribusi nyata dari semua warga PBPA, berupa berbagai bahan bangunan,  barang-barang pendukung lainnya.

Termasuk dana, tenaga dan pemikiran .

Gotong-royong pun rutin dilakukan sehingga mempercepat proses perwujudannya.

(Menyimak paragraf-paragraf di atas, menepis keraguan dan sikap yang mempertanyakan: "Benarkah masih ada orang yang mau tulus berjariah tanpa pamrih ?!"  Terbukti masih amat banyak, dibanding orang yang rakus dan korup. Alhamdulillah)

Lokasi TPST 3R PBPA dipilih dengan mempertimbangkan letak yang strategis seperti berada di luar zona tempat tinggal, di area yang jarang dilewati warga. Memiliki akses, dan perkiraan dampak yang minimal terhadap masyarakat.

Terutama meminimalisir penumpukan dan gangguan bau tidak sedap. Oleh karena itu, TPST 3R didesain dengan sistem yang rigid.

Proses pengelolaan sampah dimulai pemilahan  dari rumah setiap warga BPA.

Terhadap sampah organik dilakukan  pengomposan dan alternatif lain seperti pemanfaatan maggot.

Sedangkan terhadap sampah anorganik, terutama plastik dilakukan pencacahan menggunakan mesin dengan sumber energi dari panel surya.

Adapun sampah yang tidak bisa lagi di reuse atau di recycle dilakukan pemusnahan sistem incinerator.

Sistem incenerator tersebut didesain berdasarkan ide dan inovasi warga Paguyuban BPA serta direalisasikan seutuhnya  oleh Bapak Teteng Sobandi dan Bapak Jaja Sukmana, bersama tim pekerja bangunan. Didukung warga BPA.

Tentu hasil karya menjadi lebih baik, sebab mereka berdua-lah yang juga telah berpengalaman mewujudkan TPST, yang akan dinonaktifkan, di  lingkungan BPA.

TPST 3R berdiri di lahan Ruang Terbuka Hijau, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Perumahan Bumi Puspiptek Asri.

Perumahan yang pendiriannya  atas ide dan inisiatif  Menteri Riset & Teknologi BJ Habibie di jaman pemerintahan Orde Baru.

Beliau terkenal cerdas dan memiliki visi ke depan yang luar biasa.

Beliau menyadari, bahwa para ilmuwan Indonesia, terutama yang berada dibawah kendalinya. Mereka harus memiliki tempat tinggal yang layak, sehingga dapat fokus mencurahkan segenap tenaga dan pikiran-nya, bagi kemajuan Ris-Tek di Indonesia.

Atas dasar itu pula-lah, Perumahan Bumi Puspiptek Asri dilengkapi  lahan Fasos & Fasum yang relatif luas. Untuk sarana penunjang berbagai aktivitas dan kenyamanan bersama.

Munculnya tokoh-tokoh penggerak di Paguyuban BPA yang  "sepi ing pamrih, rame ing gawe" tak lepas dari bagian terwujudnya harapan Bapak BJ Habibie, yang juga Presiden Indonesia ke 3.

Bila disetiap lingkungan tumbuh tokoh-tokoh penggerak yang menginisiasi kebaikan-kebaikan. Mengatasi masalah bersama secara bersama-sama. Tentu cita-cita Indonesia emas 2045, akan lebih mudah terwujud !

Pastikan setiap kita adalah bagian dari solusi ; bukan jadi sumber masalah.

(Terdiri dari dua artikel bersambung. Bagian 2. terbit berikutnya. Tks.)

--oo000oo--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun