Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Maksiat Terselubung, Seolah Baik-baik Saja: Tempe Ini Haram

2 Februari 2022   16:41 Diperbarui: 2 Februari 2022   17:06 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lalu, apa masalahnya ?

"Tempe itu, dibeli dengan uang haram, ... Hasil memeras, orang terkena musibah..."

"Pak, ...., kalau dibeli dengan uang yang diperoleh dengan bekerja sendiri, pasti halal 'kan, Pak ?"

"Harus, diketahui dulu, upah yang dipakai beli tempe goreng itu, dari pekerjaan apa ? Jika, misalnya didapat dari menjaga lokasi perbuatan haram, uang yang diterima sebagai upah itu, berarti haram. Jadi tempe yang dibeli itu menjadi tidak halal, ..."

"Pak, kok ribet banget, urusan yang cuma gorengan tempe, ..."

"Ini masalah sederhana, tidak ribet. Sepanjang kita mau tahu, tentang fakta-fakta nya. Harus ada kehati-hatian, agar kita dapatkan keberkahan. Agar menjadi bahan yang baik bagi pertumbuhan anak-anak kita, ..."

Semua yang mendengar manggut-manggut. Entah karena paham, atau terasa aneh penjelasan itu.

Anak muda yang dari tadi diam, tiba-tiba mengacungkan tangan, lalu mgeucapkan salam dan menyebutkan namanya, lalu mengkonfirmasi, 

"Jadi, harus dipastikan, kita harus bekerja ditempat pekerjaan halal, bekerja dengan benar, tidak mengulur-ulur waktu. Tidak boleh begitu. Bila pekerjaan bisa selesai 1 jam, dibuat jadi 3 jam, buang-buang waktu dengan ngobrol. Hal seperti itu membuat upah harian yang diterima jadi mengandung yang haram, ... Begitukah, maksudnya ?"

Ucapannya itu lantang dan amat jelas.

"Mas, .... sudah berumah tangga ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun