Istri-ku, sering ketemu-an dengan teman-teman SMA-nya. Hiburan, katanya. Selain tidak bisa menolak ajakan kawan-kawan yang hampir selalu menjemput di rumah kami.
Melihat kesibukan kami membungkus paket-paket itu, mereka tertarik untuk memiliki. Ada yang ingin dibuatkan kap lampu, sekaligus berfungsi sebagai penda nomer rumah.
Wah ! Hebat ! Kami jadi punya model baru.
***
Bungkus-bungkus paket itu, dimasukan kedalam mobil teman istriku. Bukan kemobilku. Akan dibantu membawanya ke konter jasa ekspedisi. Sekalian jalan, kata teman istriku.
"Herlin, lumayan besar ongkos kirim yang kamu bayar. Paket-paketmu itu dihitung volume, ... Aku baru tahu, bahwa ada barang yang ongkos kirimnya, ditentukan dari volume. Bukan beratnya ..."
"Iyaa, ... biasanya ditentukan mana yang lebih mahal, hitungan tarif berdasarkan bobot atau volume, ..."
"Herlin, kenapa 'gak buka agen ekpedisi saja, kiriman paketmu banyak, lho ... Jadi lebih efisien, waktu dan uang bensin dan parkir". Celetuk Emmy yang dari tadi diam saja.
"Tapi biaya buka agen ekpedisi, pasti lumayan biayanya, belum biaya sewa tempat dan listrik, ..." jawab istriku yang cantik.
"Nanti, kutanya Rudi, katanya dia buka agen di Denpasar. Hasilnya pasti lumayan. Buktinya dia naik pesawat, setiap kali ada reuni angkatan, ..."
***