Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggung Jawab Media Penyiaran dan Penampilnya terhadap Pertumbuhan Mental Anak Bangsa

19 November 2021   21:54 Diperbarui: 19 November 2021   21:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh : Soetiyastoko

Kumpulan kehidupan-kehidupan pribadi warga Bangsa, adalah komponen kualitas kehidupan Bangsa.

Semakin banyak warga Bangsa yang kehidupan pribadinya berkualitas, semakin baik kualitas suatu Bangsa.

Kehidupan pribadi, meliputi sektor, ekonomi, sosial, psikologis, keber-agama-an termasuk kualitas kepatuhan terhadap hukum dan keharmonisan kehidupan rumah tangga.

Apa jadinya bila mayoritas keluarga berantakan karena kawin cerai.

Membesarkan dan mendidik anak oleh keluarga yang utuh saja, tidak mudah.

Apalagi anak-anak yang terpaksa hidup dalam keadaan orang tua yang bercerai-berai.

Walaupun tidak semua anak yang orang tuanya bercerai, menjadi "gagal didik". Ada juga yang berhasil, tumbuh dengan kepribadian yang baik.

Namun, tentu saja dengan upaya orang tua tunggal, yang tidak lebih mudah dibanding dengan keluarga yang utuh.

Walaupun fakta yang ada, tidak semua keluarga yang utuh, dapat membina moralitas dan mentalitas anak-anaknya dengan baik.

Banyak faktor yang mempengaruhinya. Pengaruh lingkungan, kesiapan dan moraltas dan mentalitas. Termasuk keber-agama-an orang tua, adalah faktor yang turut berperan.

Anak-anak belajar bersosialisasi, sebagian besar dengan meniru. Demikian pula dengan moralitas dan mentalitas.

Role-model, contoh utama yang ditiru anak-anak, adalah orangtuanya. Selanjutnya lingkungan pergaulan disekitar yang terdekat, atau pun yang terlihat.

Kini, media televisi dan media maya lainnya, telah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mental, moralitas, sosial dan keber-agama-an anak dan remaja. Bahkan orangtua, semua orang.

Media televisi, media maya lainnya, dengan mudahnya masuk ke ruang keluarga. Bahkan hadir secara pribadi di gawai setiap anggota keluarga.

Upaya pencegahan, sensor atau pun pengaturan jam tayang, perlu dipertanyakan efektivitasnya. Dalam menghindarkan terlihatnya tontonan-tontonan yang tidak patut dilihat.

Para seniman pengisi acara televisi, media maya lainnya, sepatutnya dipilih dengan ketat. Tidak hanya berdasarkan "potensi keter-tontonan-nya" saja.

Kehidupan pribadinya, harus dijadikan pertimbangan, kelayakan menampilkannya.

Ini, bukan berarti mematikan sumber rejeki sejumlah orang atau dua atau tiga artis.

Tetapi menyangkut, meng-amankan sebagian besar warga Bangsa, dari prilaku yang tak patut ditonton. Apalagi sampai dicontoh.

Media dituntut berlaku bertanggung jawab. Sekaligus  menumbuhkan lingkungan yang kondusif bagi keluarga-keluarga di seluruh pelosok negeri. Serta "memaksa" para seniman penampil di media, agar sungguh-sungguh menjaga kehidupan rumah tangganya.

Lalu, bagaimana dengan mata pencaharian para penampil itu, bila tidak diberi kesempatan lagi untuk tampil.
Mereka bisa diberi peran dibelakang layar.

Demi kepentingan Bangsa yang lebih besar, semestinya kita lakukan hal ini.

Ini salah satu langkah, dari banyak langkah yang harus, bersama-sama kita lakukan. Untuk memperbaiki mentalitas dan moralitas Bangsa.

Sudah saatnya, DPR membuat Undang-Undang tentang hal ini. Paling tidak Menkominfo dan Lembaga Pengawas Penyiaran, mulai mendorong perbaikan konten penyiaran.

Media televisi dan media maya lainnya, termasuk media cetak; sudah selayaknya ikut berkontribusi positif. Tidak hanya berpikir tentang "bagaimana agar ratingnya" tinggi, agar pemasang iklannya banyak.

Siaran gosip atau pun perburuan penjahat atau prilaku maksiat lainnya, harus dibuat sedemikian rupa, agar niat baik untuk mencegah, tidak berakibat sebaliknya.

Justru menumbuhkan prilaku serupa.

Pagedangan, 23 Oktober 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun