Jangan biarkan mereka tumbuh liar dan terbuang, ...
Yang hadir pada pelatihan-pembinaan Paskibra berikutnya. Sebagai penghardik adik angkatan yang tengah berlatih. Konon hal seperti itu, tak jarang terjadi terutama ditingkat kecamatan, kabupaten-kota.
Mantan Paskibra harus tetap dibina, disesuaikan dengan kondisi individual. Dengan demikian, semangat dan kerelaan mengabdi kepada bangsa tetap terpelihara.
Bahkan diharapkan dapat berperan aktif sebagai pereda dan pencegah munculnya aksi-aksi yang mengganggu kohesi bangsa.
Menjadikan mereka pelopor-pelopor penjaga NKRI. Menjadikan pertumbuhan politik demokratis yang beradab.
Mengeliminir, sikap partisan kelompok politik yang "kanibalistik dan rusuh".
Menjadikan, warga bangsa bertumbuh dengan kesadaran. Bahwa perpolitikan dalam bingkai ideologi Pancasila, adalah tentang pilihan-pilihan program. Dan kapasitas menejerial calon pejabat publik.
Bukan politik identitas dan sara yang menyekat-sekat dan memecah belah. Mengadu domba. Seperti yang terjadi belakangan ini. Riak-gelombangnya masih terasa.
Masyarakat pengibar bendera, menyadari, menyadari pentingnya pemilihan "komandan barisan", "komandan regu". Seseorang yang paling kompeten, menurut pandangan mereka dan para pelatih.
"Komandan terpilih" bukanlah orang yang menyodorkan diri dan mengaku bisa". Seperti dalam politik praktis.
Sebagian politikus berjuang mencari pengakuan kapasitas, dengan baliho, spanduk dan acara pencitraan lainnya. Bukan dengan karya nyata yang dapat dirasakan masyarakat.
Berbeda dengan dilingkungan Paskibra, komandan adalah, seseorang yang paling mumpuni dalam memimpin, diantara mereka..