Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paskibra, Neo-Patriot Pengikat Kebangsaan

18 November 2021   21:51 Diperbarui: 18 November 2021   22:26 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan biarkan mereka tumbuh liar dan terbuang, ...
Yang hadir pada pelatihan-pembinaan Paskibra berikutnya. Sebagai penghardik adik angkatan yang tengah berlatih. Konon hal seperti itu, tak jarang terjadi terutama ditingkat kecamatan, kabupaten-kota.

Mantan Paskibra harus tetap dibina, disesuaikan dengan kondisi individual. Dengan demikian, semangat dan kerelaan mengabdi kepada bangsa tetap terpelihara.

Bahkan diharapkan dapat berperan aktif sebagai pereda dan pencegah munculnya aksi-aksi yang mengganggu kohesi bangsa.

Menjadikan mereka pelopor-pelopor penjaga NKRI. Menjadikan pertumbuhan politik demokratis yang beradab.

Mengeliminir, sikap partisan kelompok politik yang "kanibalistik dan rusuh".

Menjadikan, warga bangsa bertumbuh dengan kesadaran. Bahwa perpolitikan dalam bingkai ideologi Pancasila, adalah tentang pilihan-pilihan program. Dan kapasitas menejerial calon pejabat publik.

Bukan politik identitas dan sara yang menyekat-sekat dan memecah belah. Mengadu domba. Seperti yang terjadi belakangan ini. Riak-gelombangnya masih terasa.

Masyarakat pengibar bendera, menyadari, menyadari pentingnya pemilihan "komandan barisan", "komandan regu". Seseorang yang paling kompeten, menurut pandangan mereka dan para pelatih.

"Komandan terpilih" bukanlah orang yang menyodorkan diri dan mengaku bisa". Seperti dalam politik praktis.

Sebagian politikus berjuang mencari pengakuan kapasitas, dengan baliho, spanduk dan acara pencitraan lainnya. Bukan dengan karya nyata yang dapat dirasakan masyarakat.

Berbeda dengan dilingkungan Paskibra, komandan adalah, seseorang yang paling mumpuni dalam memimpin, diantara mereka..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun