Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Feodalisme Profesi sebagai Penghambat Aktualisasi Potensi Bangsa

12 November 2021   02:03 Diperbarui: 12 November 2021   02:07 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang melakukan praktek nepotisme dalam perekrutan   "orang baru".

Hal-hal yang disebut sudah seharusnya menjadi perhatian bersama, Dan harus di atasi segera dan dengan sistematis. Demi menjauhkan potensi timbulnya pertentangan kelas, dikemudian hari.

Diperlukan kemauan politik untuk mengatasi isu ini.

Salah satunya dengan memperpendek perbedaan pendapatan, antar profesi dan jenjang struktural jabatan.

Dengan demikian feodalisme profesi dapat dikurangi, sementara itu diharapkan dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan lapisan masyarakat di tingkat bawah.

Tidak perlu mayoritas warga negara menjadi sarjana, tetapi seluruh warga negara harus sejahtera dan bahagia.

Apapun profesinya, semua terhormat. Sepanjang dikerjakan dengan penuh tanggung jawab dan bermanfaat bagi sesama.

Dalam kaitan masalah di atas, sumbangsih apa yang akan pembaca lakukan ?

Terima kasih, telah ikut memikirkannys. Semoga akan banyak tindakan nyata yang dilakukan.

Minimal, hargai dan hormati profesi apapun yang tengah ditekuni. Caranya mudah, kerjakan dengan baik dan sepenuh hati. Anda orang tehormat, apapun bidang-mu.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun