Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Catatan di Balik Kepindahan Sandiaga Uno dari Gerindra ke PPP

19 Juni 2023   23:09 Diperbarui: 20 Juni 2023   16:55 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menparekraf Sandiaga Uno akhirnya resmi bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Rabu (14/6/2023). Foto : suara.com

Jika hal tersebut diatas yang terjadi, maka ada kemungkinan PPP akan menyebrang ke KKIR bersama Gerindra dan PKB dengan kesepakatan Sandi menjadi cawapres mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.

Meskipun saat ini sudah ada nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang digadang-gadang akan menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024, jika merujuk pada hasil survei elektabilitas dari beberapa lembaga survei, nama Sandiaga Uno masih lebih unggul jika dibandingkan dengan nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Perbandingan tingkat elektabilitas antara Sandiaga Uno dan Muhaimin Iskandar inilah yang kemudian membuat kans Sandiaga Uno untuk menjadi pendamping Prabowo sebagai cawapres di Pilpres 2024 relatif besar seandainya PPP pada akhirnya mau bergabung dengan KKIR bersama Gerindra dan PKB.

Prabowo Subianto sebagai capres dari KKIR jelas berkepentingan dengan skenario kedua ini karena secara hitung-hitungan politis kemungkinan dirinya akan memenangkan Pilpres 2024 akan lebih besar seandainya pada akhirnya PPP bisa ditarik dari PDI-P ke KKIR.

Jika skenario kedua ini sukses dan benar-benar terjadi, maka pasangan Prabowo-Sandi akan kembali maju sebagai pasangan capres dan cawapres untuk kembali mengulang sejarah sebagaimana yang terjadi pada Pemilu 2019 yang lalu.

Kesimpulan

Adagium yang menyebut bahwa "tidak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik, tapi yang ada adalah kepentingan yang abadi" sepertinya memang lah benar adanya.

Para tokoh politik biasanya banyak yang melakukan perpindahan partai politik dari satu partai ke partai yang lainnya untuk sekedar memuluskan 'kepentingan politik' mereka di momen Pemilu yang akan mereka ikuti.

Tidak penting bagi mereka apapun nama, jenis dan ideologi partai yang akan mereka masuki, yang terpenting adalah partai politik tersebut mempunyai peluang yang lebih besar untuk dapat mewujudkan kepentingan politik mereka di ajang pemilu yang akan mereka ikuti.

Begitu pun juga yang mungkin saja menjadi alasan dibalik keputusan Sandiaga Uno untuk pindah partai dari Gerindra ke PPP menjelang Pemilu 2024.

Kepentingan Sandi jelas adalah untuk bisa maju sebagai cawapres pada perhelatan Pilpres 2024.

Sebab jika dirinya tetap bertahan di Gerindra, maka kecil kemungkinan bagi Sandi untuk bisa terpilih mendampingi Prabowo sebagai cawapres yang notabene adalah sama-sama dari Partai Gerindra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun