Bukan hanya sebagai alat telekomunikasi semata, gawai berbentuk tablet tipis ini juga bisa menjadi alat untuk mendapatkan informasi, menjadi alat untuk bekerja dan menghasilkan uang, atau bisa juga menjadi sarana untuk mendapatkan hiburan.
Namun disisi lain, jika kita tidak pandai mengontrol waktu dan mengendalikan diri saat bermain gawai, maka gawai juga bisa membuat kita menjadi manusia yang kehilangan sisi kemanusiaannya, alias tidak lagi peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Kita asyik dengan dunia maya, dan akhirnya lupa bahwa kita sedang hidup di dunia nyata.
Dulu orang-orang diluar sana, mengenal bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ramah tamah, murah senyum dan bersahabat dengan siapapun orang yang berkunjung ke Indonesia.Â
Tapi bisa jadi, sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang, semua cerita manis tentang keramahan bangsa Indonesia itu hanya akan menjadi sejarah untuk anak cucu kita.
Hal itu tu bisa terjadi jikalau anak-anak muda kita tidak lagi peduli dengan tata krama dan laku sosial dilingkungan mereka, tapi sebaliknya asyik sendiri dengan dunia maya mereka.
Semoga, tulisan singkat ini bisa menjadi penggugah semangat jiwa-jiwa sosial generasi muda kita. Agar mereka bisa lebih peduli untuk melestarikan tradisi dan budaya keramahtamahan bangsanya.
Selamat Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2022!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H