Namun khusus untuk hari H acara resepsi atau hajatan, yang merupakan puncak dari acara rewang, jatah rokok untuk perewang laki-laki biasanya akan diberikan sebanyak dua bungkus dalam sehari, yakni satu bungkus dipagi hari dan satu bungkus sisanya diberikan pada siang hari.
Dalam hal pembagian jatah rokok untuk perewang laki-laki ini, ketua panitia rewang bertugas sebagai koordinator pembagi jatah untuk seluruh anggota panitia atau perewang laki-laki yang hadir.
Jenis rokok yang diberikan kepada perewang pun bermacam-macam. Namun umumnya terdiri dari dua jenis rokok, yakni kretek dan filter.
Nilai-nilai positif dari tradisi rewang.
Jika kita cermati, tradisi rewang yang sampai saat ini masih tetap eksis  dan dilestarikan oleh masyarakat dikampungku ini mempunyai banyak sekali nilai-nilai positif didalamnya.
Nilai-nilai positif yang terkandung dalam tradisi rewang ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan kebiasaan dari para leluhur kita masih sangat relevan untuk kita aplikasikan dan diterapkan dalam kehidupan kita dimasa kini.
Nilai-nilai positif yang terkadung dalam tradisi rewang tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melestarikan budaya kegotongroyongan ditengah-tengah masyarakat.
2. Memupuk rasa kebersamaan dan persaudaraan antar sesama masyarakat.
3.Menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
4.Mengajarkan kebisaaan agar saling membantu antar sesama, khususnya ketika tetangga kita sedang  memerlukan bantuan kita.
5. Menghemat biaya dalam melaksanakan kegiatan resepsi atau hajatan, karna tidak perlu menyewa event organizer atau wedding organizer.
Itulah beberapa nilai-nilai positif yang bisa kita ambil dari tradisi rewang yang ada dikampungku.
Perlu diketahui, tradisi rewang yang penulis angkat ini merupakan tradisi yang ada di tempat tinggal penulis. Yakni di Dusun Rawa Baru, Desa Pematang Gadung, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Bagaimana dengan ditempat tinggal anda, apakah tradisi seperti ini juga masih ada?