Mohon tunggu...
Sultoni
Sultoni Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Penulis lepas yang memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial politik, kebijakan publik, bola dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menakar Peluang Anies Menuju Istana

6 Oktober 2022   14:00 Diperbarui: 6 Oktober 2022   22:38 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan saat memberikan pidato politiknya diacara deklarasi capres Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta (03/10/2022). Foto : Republika.co.id

"Meskipun telah resmi diusung sebagai capres oleh Partai Nasdem, posisi Anies masih relatif belum aman untuk mendapat tiket sebagai capres di Pilpres 2024 ."

Meskipun telah resmi ditetapkan sebagai capres yang akan diusung oleh Partai Nasdem di Pilpres 2024 mendatang, langkah Anies Baswedan menuju istana sepertinya masih belum bisa dikatakan aman.

Anies masih harus melalui jalan liku yang cukup panjang untuk bisa menuju ke istana.

Pasalnya masih ada aral melintang yang bisa saja mengganjal langkah Anies  untuk menjadi presiden di pilpres 2024.

Paling tidak ada tiga masalah utama yang berpotensi menghambat pencalonan Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Apa sajakah itu?
Mari kita bahas satu persatu.

Pertama, partai koalisi pendukung.

Sebagaimana diketahui, Partai Nasdem selaku partai pengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024 saat ini hanya memiliki 59 kursi atau 9,05 persen dari total kursi di DPR.

Sedangkan dalam undang-undang pemilu, salah satu syarat untuk bisa mengusung capres-cawapres di Pilpres 2024 adalah, parpol pengusung capres paling tidak harus mempunyai minimal 20 persen kursi di DPR.

Syarat ambang batas pencalonan presiden oleh partai politik atau gabungan partai politik ini disebut dengan istilah presidential threshold.

Dengan aturan presidential threshold tersebut, untuk memastikan langkah Anies menjadi capres 2024 berjalan mulus, Partai Nasdem harus menggaet partai lain menjadi rekan koalisi demi memenuhi minimal 20 persen jumlah kursi di DPR.

Masalahnya, sampai saat ini belum ada satupun Partai Politik lain yang menyatakan siap berkoalisi dengan Partai Nasdem untuk mengusung Anies sebagai capres 2024.

Melihat konstelasi politik yang berkembang akhir-akhir ini memang ada kemungkinan Partai PKS dan Partai Demokrat akan merapat dengan Partai Nasdem mengusung anis sebagai capres 2024.

Namun itu belum bisa dipastikan 100 persen akan terjadi. Dinamika politik yang terjadi kedepan akan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh partai politik dalam menentukan siapa calon presiden yang akan mereka dukung di Pilpres 2024.

Kedua, calon cawapres.

Dalam sesi tanya jawab bersama wartawan usai acara deklarasi Anies sebagai capres Partai Nasdem untuk Pilpres 2024 di Gedung Nasdem Tower, Jakarta, Surya Paloh menyebut bahwa memberikan otoritas penuh kepada Anies untuk memilih siapa sosok yang akan mendampinginya sebagai capres di Pilpres 2024.

Pemberian otoritas penuh dalam memilih cawapres oleh Partai Nasdem kepada Anies ini tentu menjadi PR berat yang harus dipikul Anies sendiri.

Bak dua sisi mata uang, disatu sisi pemberian otoritas itu akan memberikan keleluasaan kepada Anies untuk memilih sosok cawapres yang sejalan dengannya, tapi disini lain jika salah pilih cawapres maka akan menjadi bumerang bagi Anies sendiri dalam memuluskan langkahnya menuju istana.

Ketiga, capres lawan.

Sampai dengan hari ini belum ada partai lain pemilik kursi di senayan yang telah mendeklarasikan caprenya selain Partai Nasdem.

Partai PSI yang telah mengumumkan akan mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres 2024 tidak masuk hitungan karna PSI adalah partai non parlemen.

Dengan kata lain, Partai PSI tidak mempunyai tiket sama sekali untuk mengusung capres di Pilpres 2024. Apalagi posisi Ganjar Pranowo saat ini masih berstatus sebagai kader PDI-P. 

Alhasil, dinamika pencapresan dalam beberapa waktu kedepan oleh partai-partai pemilik kursi di senayan selain Partai Nasdem masih sangat berpeluang besar mempengaruhi tingkat elektabilitas Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Menilik hasil survey dari beberapa Lembaga Survey tentang elektabilitas capres, memang hanya nama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang mampu menandingi elektabilitas Anies.

Tetapi, peta politik bursa capres 2024 akan segera berubah ketika koalisi-koalisi partai telah terbentuk dan nama-nama capres  cawapres telah fix diumumkan ke publik.

Ikhtisar

Akhir kata, meskipun berpeluang besar memenangkan kontestasi pilpres pada tahun 2024 mendatang, masih banyak variabel-variabel yang mempengaruhi mulus atau tidaknya jalan Anies Baswedan menuju istana.

Yang terdekat, Anies dan Partai Nasdem harus memastikan bahwa ada partai lain pemilik kursi di senayan yang mau diajak 'bekerjasama' alias berkoalisi untuk memenuhi persyaratan ambang batas presidential threshold minimal 20 persen.

Selanjutnya penentuan siapa sosok yang akan dijadikan cawapres oleh Anies Baswedan akan menjadi kunci penting kemenangannya dalam mengarungi pilpres 2024.

Pemilihan cawapres yang tepat akan semakin meningkatkan elektabilitas Anies sebagai capres. Sebaliknya kesalahan menghitung dalam pemilihan cawapres berpotensi besar akan menggerus basis suara pemilih Anies.

Terakhir, kemungkinan Anies akan dijegal untuk maju sebagai capres 2024 juga harus diantisipasi dengan baik oleh Nasdem.

Penjegalan Anies sebagai capres 2024 bisa terjadi paling tidak dengan dua hal :

Pertama, Anies akan dijegal melaui arena diluar politik, yakni dikriminalisasi.

Isu yang beredar tentang Anies akan 'ditersangkakan' oleh KPK terkait kasus Formula E Jakarta adalah salah satu contohnya.

Kedua, Anies akan dijegal secara politik dengan cara 'diboikot' oleh partai-partai politik lain pemilik kursi disenayan.

Hal ini bisa terjadi jika Partai Nasdem tidak mendapat teman koalisi untuk mengusung Anies sebagai capres 2024.

Jika itu benar terjadi, maka secara otomatis Anies dipastikan tidak akan bisa maju sebagai calon presiden 2024 karna syarat minimal presidential threshold 20 persen tidak akan terpenuhi.

Politik memang dinamis. Segala kemungkinan bisa saja terjadi dalam hitungan detik. Apalagi masa pendaftaran calon presiden 2024 masih kurang lebih satu tahun lagi.

Pematang Gadung, 06 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun