Gedung itu, kata beliau, memiliki tempat khusus untuk orang Batak untuk menjalani upacara adat hingga berbagai ritual. Di bagian lain gedung ini, dikhususkan untuk tamu-tamu nasional, non-Batak.Â
Prof Rhenald mengaku dirinya merasa bahwa gedung khusus upacara adat Batak ini khas. Ada keunikan dan berbagai kelebihan tersendiri.
"Gedung itu enam bulan dibikin sudah jadi. Tak lama setelah itu, tidak jauh dari sini, sudah ada gedung lain yang persis ini," kisahnya.
Jadi, katanya, jangan pernah merasa bahwa sebuah gagasan dalam bisnis akan dibiarkan pesaing begitu saja.Â
"Katakanlah saya bisa bikin gedung itu dalam waktu enam bulan. Orang lain bisa membikinnya dalam waktu empat bulan."
Maka itu, kata beliau, jangan pernah kaget jika dalam waktu begitu cepat ada pesaing datang. "Bahkan, di salah satu tempat itu, sebelumnya adalah kantor pemasaran, belakangan juga jadi tempat wedding (pesta pernikahan)," katanya.
Ia mengingatkan bahwa jika seseorang sukses dalam membangun sebuah usaha, akan selalu begitu, akan ada saja pesaing yang juga siap menyalip.
Gaya Prof Rhenald dalam "story telling", memasukkan pesan lewat cerita, lagi-lagi terbukti mampu menyihir audiensnya di sana. Hujan yang semakin deras, seperti tak mengusik pengunjung di sana.
Survive setelah pandemi?
Menurutnya, satu sisi, masalah dihadapi semua adalah sama. Ya, sama-sama menghadapi pandemi. Namun soal masalah sejatinya, tidak sama.