Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Niat Ridwan Kamil di Depan Syahwat Partai Politik

24 Maret 2017   11:36 Diperbarui: 24 Maret 2017   23:00 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penglihatan langsung mereka atas kinerjanya itu memiliki kekuatan jauh di atas publikasi media--tanpa bermaksud mengecilkan faktor ini--dan jauh di atas celotehan pengamat.

Tapi terbukti Emil juga masih melakukan penjajakan dengan berbagai Parpol, meski belum membuahkan hasil menggembirakan, artinya sosok ini tak merasa besar kepala dan ia masih realistis melihat dampak dan kemungkinan dari faktor dukungan kekuatan politik.

Jika saja Emil memilih menunggu bola, sekadar berharap didatangi partai yang membutuhkannya, mungkin sekilas terasa luar biasa dan gengsinya mungkin terkesan lebih tinggi.

Tapi, ia memilih sebaliknya. Emil tetap menjemput bola. Ini dapat diartikan bahwa itulah prinsipnya, yang memilih sikap proaktif dan tetap berusaha, tanpa perlu larut dalam kebanggaan bahwa dia sudah melakukan banyak hal untuk Bandung.

Soal penolakan dari beberapa partai, tak berarti semua selesai dan pintu peluang tertutup. Toh, bagaimana kualitasnya sudah diakui.

Bahkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD Partai Gerindra Jawa Barat, Sunatra, pun sudah menegaskan alasan menolak Emil bukan karena kualitasnya yang disangsikan, tapi lagi-lagi karena kalkulasi.

"NasDem mengajukan tiga syarat dan Ridwan Kamil menyetujuinya. Kami tidak masalah dengan dua syarat pertamanya, yaitu memajukan Jawa Barat.

Tapi syarat  ketiga, kami tidak setuju," kata Sunatra, Senin (20/3) seperti dilansir TribunNews.

Syarat ketiga dimaksud petinggi Gerindra Jawa Barat itu yang diajukan NasDem dan tak bisa diterima partai mereka karena Emil harus mendukung Jokowi sebagai calon presiden pada 2019.

Sunatra, seperti dilansir berbagai media mengakui kelebihan Emil. "Beliau memang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang luar biasa dalam menjadi kepala daerah," kata Sunatra. "Tapi Ridwan Kamil belum matang dalam berpolitik. Terlebih saat mencalonkan diri menjadi calon walikota, Ridwan Kamil memilih tidak menjadi anggota partai.

Tentu itu cukup menggambarkan betapa logika politik jauh lebih mewarnai Gerindra. Tapi kalkulasi itu dapat dipastikan bukan hanya dipegang oleh partai tersebut, tapi juga berbagai partai lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun